Pak Roy mengantarkan Alfan menuju kamar yang sudah sejak awal membeli rumah ini memang sudah disiapkan untuknya. Meskipun Dahlia Putri sambungnya meminta kamar itu untuknya, ia menolak dengan lembut dengan mengatakan, itu kamar untuk kak Alfan.
"Ini kamarmu, Nak. Ini sudah sangat larut bahkan dini hari. Kau segeralah tidur," ucap pak Roy.
Alfan tidak menjawab. Ia hanya tersenyum tipis kemudian masuk ke dalam kamar, dan menutup pintu setelah papanya berbalik badan.
Alfa merebahkan tubuhnya. Ia teringat bayangan masa lalu terkait mendiang mamanya yang seolah tak pernah memiliki rasa bosan mengatakan bahwa papanya adalah pria terbaik. Mamanya juga berharap, agar Alfa kelak setelah dewasa bisa seperti papanya. Setia hanya pada satu wanita. Tak pernah tergoda pada wanita mana pun meskipun harta, tahta dan jabatan dimilikinya.