"Sudah ku katakan, aku tidak apa-apa, apak," jawab Elis.
"Apa, Pak? Apakah kau pikir aku ini bapakmu?" cetus Riyan sambi bersungut-sungut. Pura-pura sok marah dengan panggilan yang baru saja Elis lontarkan.
"Memang kenapa? Ini area kantor," jawab Elis sambil terus berjalan menuju mobil milik Riyan tanpa pedulikan pria di sampingnya yang tengah memprotes dirinya.
"Ya, aku tahu. Tapi, di sini sepi hanya ada kita berdua, kan Lis?" jawab Riyan tak mau kalah.
"Aku tahu, ini sepi, tapi, itu tidak masuk dalam perjanjian."
Seorang gadis bersembunyi mengawasi dua insan tersebut. Ia tersenyum sinis tatkala melihat seperti apa kedekatan antara Elis dan Riyan. Dari nada bicaranya saja, mereka seperti bukan sosok atasan dan bawahan.
"Oke, baiklah aku kalah," jawan Riyan sambil mengangkat kedua tangannya.
Elis hanya tertawa miring. Dalam sehari, dia sudah membuat tiga orang mengakui kalau mereka kalah debat dengan dirinya. Tak ingin memperpanjang masalah Elis.