"Alfa!" Seru mereka bertiga hampir bersamaan.
Seketika mereka pun saling pandang. Merasa ada yang aneh. Kenapa mereka meneriaki satu nama yang sama. Apakah yang dipanggil juga orang yang sama pula?
"Duh, mampus tamatlah riwayatku!" umpat Alfa seorang diri. Pria itu masih diam ditempat merasa bingung. Menemui dua temannya dengan identitas yang sebenarnya, atau ngumpet dulu? Apa benar-benar berada dalam situasi yang sulit baginya.
'rasa takut itu untuk dihadapi bukan dinikmati. Kenapa kamu harus takut harus berani,' tiba-tiba pria itu teringat dengan apa yang pernah Elis katakan. Akhirnya, Iya pun bertekad menemui papa dan juga dua temannya. Apapun identitasnya, dia bukanlah seorang mafia atau penjahat. Jadi Kenapa harus takut? Mengaku miskin untuk siapa? Siapapun dirinya Elis tetap menolak, Karena dia sudah memiliki Aldo, dan sebentar lagi keduanya akan menikah.