Dengan ragu-ragu dan sedikit bergetar Elis mengangkat tangannya. Lalu memaksakan diri untuk mengetuk pintu yang di depannya ada tulisan nama Riyan dan dan direktur HRD.
"Iya, masuk!" jawab seorang pria dari dalam sana.
Masih dengan ragu, Elis membuka pintu itu dan masuk ke dalam. "Selamat siang, Pak," sapanya, pada direktur HRD di kantornya dengan wajah tertunduk.
"Oh, kamu Lis? Silahkan masuk, dan duduklah di situ!" sambut Riyan seraya menunjuk kursi di depan mejanya.
"Terimakasih," ucap gadis itu lirih, nyaris tak terdengar. Senyumannya pun juga sangat tipis, sampai tak terlihat.
"Ada apa, Lis?" tanya Riyan sambil memandang ke arah gadis di hadapannya dengan seksama. Elis tidak langsung menjawab. Dia masih bungkam. Sementara Riyan terus menatap dan memperhatikan air muka gadis itu yang nampak sedih. Bahkan matanya juga nampak sembab.
"Lis, apakah ada masalah?" tanya Riyan lagi.
"Tidak. Saya hanya minta izin untuk pulang lebih awal saja," jawab Elis dengan formal.