"Nona Sea, kali ini tidak ada alasan untukmu menolak!" Jane memastikan sepupunya itu akan menuruti kemauannnya kali ini. "Kau bahkan sudah hampir 30 tahun!" Jane menambahkan kalimatnya gemas.
"Kita hanya berbeda 1 tahun Jane, dan hei ayolah, aku masih 26 tahun!" Sea memasang wajah cemberut
"Enak saja, aku masih 24 tahun dan baru 25 tahun 2 bulan lagi, dan aku sudah bertunangan. Hitung usiamu dengan benar, kau sudah hampir 27 tahun, dan pada usia 30 tahun kau hanya akan menemukan paman-paman tua untuk kau nikahi!" Jane melemparkan pandangan tak sabarnya pada Sea.
"Apa ada undang-undang yang menyatakan perempuan yang belum menikah di usia 30 tahun akan dianggap melakukan tindakan kriminal?" Sea berkelit sambil menjulurkan lidahnya.
"Undang-undang dan penjara tidak akan menakutimu, aku tahu itu! Tapi ini adalah perintah langsung dari Bibi! Dan apa kau akan mengecewakan bibi kita? Lagipula pasti bibi akan mengenalkanmu pada lelaki baik!" Jane semakin tidak sabar
"Kenapa kalian selalu memaksaku menikah? Usiaku masih sangat produktif, dan masih banyak yang harus kukerjakan!"
"Tapi Bibi sudah semakin menua kalau harus menunggumu mengejar semua mimpimu!" Jane mengacak-acak rambutnya sendiri dengan kesal
"Lalu kenapa bukan Bibi sendiri yang mengubungiku?"
"Setelah kau merusak acara perjodohanmu sendiri kau kira Bibi akan langsung saja memaafkanmu? Jangan mimpi. Sebaiknya kau temui laki-laki itu dan segera berdamai dengan Bibi. Lalu pulanglah!"
"Kau tahu aku tidak bisa pulang ke rumah itu. Mimpi buruk itu semakin parah saat aku ada di sana".
"Mungkin kau butuh konsultasi kepada yang lebih berpengalaman, dan jika sepupumu bukan aku, mungkin kau sudah dianggap gila!"
"Itu sebabnya aku belum siap menikah dan dianggap gila oleh suamiku sendiri hahaha!" Sea tergelak dengan leluconnya sendiri
"Mungkin jika kau punya suami kau akan sembuh, atau mulailah bekerja denganku desainmu selalu menjadi yang terbaik di butikku" Jane berkata tulus
"Aku tidak mau punya bos tukang atur sepertimu!"
"Siapa yang mengaturmu? Cepatlah menikah! Temui laki-laki itu, dan jangan rusak acara kali ini!"
"Ya ya aku akan datang ke tempat itu, katakan siapa lelaki yang harus aku kenal ini?" Sea merengut kesal
"Namanya Arvie, bukankah aku sudah mengirimkan datanya padamu? Kau tidak membaca pesan yang aku kirim?"
"Oh, ya belum, aku sibuk mengedit video untuk kontenku. Ya nanti akan aku lihat setelah aku selesai dengan kontenku".
"Nona Sea, Kau benar-benar tidak tertolong. Jane memijit kepalanya sendiri frustasi. Jane berjalan ke arah pintu keluar. "Pastikan kau datang ke tempat itu, dan jangan terlambat, pastikan juga, gunakan gaun yang sudah aku siapkan! Ingat kali ini tidak boleh gagal!" Jane meninggalkan Sea sendirian.
Sea membuka kotak besar yang diberikan Jane padanya, sebuah gaun berwarna biru muda dengan sepatu warna senada ada di dalamnya.
Haruskah aku menggunakan gaun untuk bertemu dengan seseorang yang akan aku kenal, tidak menjadi diri sendiri? Dan kenapa pertemuan itu diatur di tempat yang formal begitu, bukankah kafe lebih nyaman dan seseorang lebih leluasa menjadi diri sendiri? Sea menepuk jidatnya sendiri
Sea bukan wanita yang buruk rupa, wajahnya cukup cantik dan senyumnya juga manis. Di usia yang telah lebih dari seperempat abad dia mulai dikejar dengan pertanyaan umum di keluarga besarnya, tentang mengapa dia belum juga mendapatkan jodoh.
Awalnya mereka berfikir bahwa Sea terlalu pilih-pilih dengan lelaki yang akan menjadi teman hidupnya, hingga pada suatu saat mereka merubah pemikiran itu menjadi, Jangan-jangan Sea memiliki penyimpangan seksual?.
Sebuah pemikiran mengerikan yang timbul hanya karena seseorang belum menemukan lelaki yang akan menjadi calon suaminya.
Dan lelaki seperti apa yang mau dijodohkan dijaman ini? Sea membuka "data" yang dikirimkan oleh Jane sebelumnya.
Arvie, 35 tahun, Polisi.
Sea melongo melihat "data" yang diberikan Jane
Apa-apaan dia itu, ini bukan data!
Lelaki 35 tahun? Sekarang Sea tau, kenapa lelaki itu mau dijodohkan! Mungkin dia juga terjebak usia sama seperti Sea.
Sea menyewa sebuah apartemen tua dengan harga murah, dia hanya ingin menghindari Bibi Margareth setelah merusak acara perjodohan yang diatur bibi Margareth sebelumnya.
Akan sangat tidak nyaman berada di satu rumah dengan seseorang yang akan mengomelimu sepanjang hari karena acaranya kau rusak tanpa sengaja.
Alasan lain karena Sea mengalami mimpi buruk yang sama terus menerus, seolah memaksa Sea untuk tidak berada di tempat itu lagi.
Sea mengambil ponselnya dan memasukkannya kedalam tas, dia akan keluar untuk mencari makan siang, acara pertemuannya baru akan dilakukan pukul 7 malam, masih ada waktu untuk melakukan aktivitas lain.
Sea baru akan beranjak setelah mengunci pintu rumahnya, dia menuruni tangga dan berpapasan dengan David tetangganya di lantai yang sama.
"Hei kau baru pulang? Aku tidak pernah melihatmu akhir-akhir ini?" Sea menyapa David seperti biasa
David tidak menjawab dan terus berjalan dengan pelan tanpa menoleh
Kenapa wajahnya pucat sekali? mungkin kali ini dia sedang sangat lelah karena lembur sampai pucat begitu. Itulah kenapa aku tidak ingin bekerja di kantor lagi pikir Sea, dia tidak menghiraukan David yang acuh.
Sea menyusuri gedung diseberang appartemennya dan akan mampir ke toko buku tua di seberang jalan milik Paman John. Sea memasuki toko buku itu, seorang lelaki berperut buncit menyambutnya dengan senyum ramah.
"Kau datang lagi? Mencari buku apa kali ini?"
"Aku belum tahu Paman, aku hanya mampir sebelum makan siang. Ada buku apa kali ini?"
"Aku masih belum mendapatkan buku baru, mungkin awal bulan akan ada beberapa yang terbit".
"Mungkin buku lama ditumpukan belakang ada yang bisa Paman rekomendasikan?" Sea mengambil buku di meja Paman John dan membaca covernya.
"Aku baru saja mendengar kalimat yang sama tadi pagi, dan kali ini aku mendengar darimu. Apa selera anak muda sekarang sudah berubah?" Paman John menatap Sea mencari jawaban.
"Benarkah? Wah dia pasti memiliki selera yang bagus sepertiku" Sea mengedip-ngedipkan matanya
"Aku rasa juga begitu, sebentar akan aku pilihkan" Paman John berjalan ke rak bagian belakang tempat buku-buku terbitan lama.
Buku-buku lama kadang menjadi semakin mahal dan langka karena sudah tidak diterbitkan lagi.
Paman John membawa dua buah buku yang lumayan tebal, sampulnya tebal dan berwarna hitam.
"Buku apa ini Paman?" Sea mengambil buku itu, covernya tebal. Pasti buku ini mahal.
"Aku juga lupa jika pernah menjual buku ini sebelumnya, mungkin karena sudah terlalu lama. Aku baru tahu buku ini setelah ada seorang perempuan yang membelinya beberapa waktu lalu".
"Paman pasti jarang membersihkan tempat ini, sampai-sampai tidak tahu ada buku ini?" Sea memandangnya jahil
"Kau benar Sea, aku sudah terlalu tua sekarang, sampai kadang lupa membersihkan area belakang" Paman John terkekeh sambil kembali duduk di kursinya.
"Pasti penulisnya adalah orang yang sangat hebat, lihat sampai ada jilid kedua dengan buku setebal ini". Sea melihat bukunya dengan kagum.
"Sepertinya buku ini memiliki tiga jilid, perempuan yang pertama membelinya tadi seingatku membawa 3 buku. Tapi anak muda tadi hanya menemukan 2 buku. Aku juga hanya melihat ada dua buku ini saja" Paman John memeriksa komputer tuanya dengan sesekali membetulkan letak kacamatanya untuk melihat ketersediaan buku.
Sea memperhatikan buku itu, pada sampul buku pertama hanya bertuliskan angka 1 berukuran besar dengan warna merah darah, angka 1 itu digamparkan leleh seperti darah yang menetes, di atas angka terdapat nama penulisnya K.Wodden. dan dibawah angka itu hanya bertuliskan I'll Keep You My Dirty Little Secret.
Buku kedua juga tidak jauh berbeda, bahkan warna sampulnya pun sama hanya berbeda pada penulisan angka. Dibuku kedua bertuliskan angka 2 yang terlihat seperti meleleh.
"Wah, sayang sekali jilid ketiga memang telah habis. Buku itu diterbitkan tahun 1993. Aku terkejut masih memilikinya" Paman John seperti baru saja menemukan harta karun. "Jika kau membeli buku ini mungkin kau akan mati pensaran karena tidak tahu akhir ceritanya Sea".