"Mbak Chaca, kan ya? Kalau tidak salah, dulu pernah datang ke mari bersama nak Axel memberikan donasi untuk anak-anak panti, kan?" sambut Yulita penuh suka cita.
"Iya, Bu. Saya Chaca," ucap Chaliya. Dulu ketika dia masih bekerja di perusahaan Axel di bagian marketing, ia memang lebih akrab di sapa Chaca oleh para staf kantor. Jadi, wajar jika bu Yulita memanggilnya begitu.
"Lama sekali tidak bertemu. Apa kabar, mbak Cha? Mari masuk!" Sambutnya dengan riang.
"Seperti yang Anda lihat, kabar saya selama ini baik-baik saja," jawab Chaliya sambil menggandeng tangan suaminya.
"Duduklah, akan saya ambilkan minum dulu," ucap Yulita. Yang tak lain adalah ibu kandungnya. Tapi, bukan raga ini yang dilahirkan.
"Anda tidak perlu repot-repot, Bu," ucap Chaliya. Berusaha mencegah wanita itu pergi.
"Hanya minuman saja. Kalian berdua pasti haus," ucap Yulita sambil tersenyum ramah. Khas dirinya sekali. Senyuman yang diam-diam beberapa hari ini Chaliya rindukan.