"Bawa aku ke panti asuhan milik kedua orangtuaku. aku ingin tinggal di sana, dan mengatakan bahwa aku ini adalah Alea putrinya. putrinya masih belum mati," ucap Chaliya memohon. tatapan matanya, lekat menatap pada suaminya.
Dicky terdiam. Seperti, sebelum mengiyakan, dia perlu mempertimbangkan beberapa hal terlebih dahulu.
Seolah mengerti apa yang dipikirkan oleh suaminya, Chaliya menggenggam erat tangan kanan digigit dengan kedua tangannya. Ia berkata dengan lembut, "Aku hanya akan mengatakan kepada ibuku saja bahwa aku ini adalah Alea putrinya yang sudah lama menghilang. Bukan menghilang lebih tepatnya mati sebenarnya Alea tidaklah mati. Itu palsu."