Mawar menghampiri kembali Chaliya yang terlihat sangat hancur. Dia berusaha menenangkan hati temannya.
"Bagaimana perasaanmu terhadap suami sekarang? Jika di dalam hatimu masih cinta dan harapan untuk bersamanya lagi, kamu lihat saja, apa yang coba dia tunjukkan padanya!"
Chaliya masih bergeming dalam posisinya tadi. Menatap kosong ke arah langit-langit kamar inapnya.
"Aku memperhatikan dia tadi datang dengan raut wajah yang sangat sakit. Apa yang dia katakan juga terlihat begitu serius. Bahkan, sedikitpun dia tidak mempercayai bahwa kau menggugurkan anak kalian," ucapan buat lagi.
"Lagu Aku harus bagaimana, Mawar? Sedangkan bayangan ketika mereka bertemu tadi begitu lekat di dalam benakku. Dari ekspresi mereka berdua... Jelas sekali terlihat bahwa mereka melakukannya sukarela tanpa adanya paksaan dari pihak manapun," jawab Chaliya.