Chaliya terlihat murung dan tertekan. Ia memasang wajah heran dan bertanya pada Lina, "Kau? Bagaiman bisa sampai ke sini, Lin? Tahu dari mana alamatku?" tanya Chaliya. Padahal, dia juga sudah bisa menebak dan memperkirakan. Karena, dia adalah gadis cerdas yang memiliki ansumsi tinggi dan banyak benarnya.
"Aku sudah tahu apa yang terjadi sama kamu. Aku minta maaf, ya?" ucap Lina sambil menangis. Entah, apa yang mmebuatnya menagis. Sakit hati karena Axel, atau merasa tak enak hati pada teman baiknya dulu. Sebab, sejak awal dia juga tak pernah mencintai Axel sedikitpun.
Chaliya memeluk Lina. "Aku mintaa maaf. Aku ke Jakarta sebenarnya taka da niatan untuk menganggau rumah tangga akalian. Niatku murni ingin mengembalikan mobil milik mendiang calon suamiku dulu. Aku tak menyangka jika Axel menjalin hubungan baik dan erat dengan keluarga almarhum aku jadi bertemu dan rencana awalpun gagal."