"Ibu yakin, kelak bersama nak Axel kau juga bisa bahagia. begitupun Andra. dia pasti juga akan senang melihatmu bisa tetap melanjutkan hidupmu dengan baik," imbuh Livia lagi.
'Tapi, itu hanyalah keyakinan sepihak saja, Bu. Buktinya, aku akan jauh merasa lebih baik jika hidup bersama mayat Andra. Karena, kau tidak tahu seberapa busuk dan buruknya Axel. Aku bahkan berani jamin, andai jika tahu kalau sebenarnya aku ini adalah Alea yang pernah memiliki masa kelam do masa lalu, dia juga tidak akan sudi dekat-dekat denganku,' ucap Chaliya dalam hati.
"Iya Bu aku mengerti. Percayalah aku juga berusaha membuka hati untuk Axel."
"Untuk itu kan bagus. Ibu dan anak bila jika tidak ingin melihat kamu selalu dalam kesedihan."
Chaliya mengangguk pelan. Kemudian ia berpamitan untuk pulang karena hari sudah siang. "Oh, iya Bu, Chaliya pamit dulu, ya? Soalnya masih ada banyak hal-hal yang perlu aku lakukan."