"Ayo, Pak! Waktu kita sudah tidak banyak lagi. Kesampingkan masalah pribadimu demi pekerjaanmu, oke?" ucap Chaliya sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Awas kau nanti setelah semuanya selesai! Akan kumakan habis kau sampai tak tersisa," ancam Axel dengan nada prustasi.
"Dengan mereka, kita akan bekerja sama dalam bidang apa, Xel?" tanya Chaliya saat keduanya sudah berada di dalam mobil.
"Perhiasan," jawab pria itu singkat, cuek dan tetap fokus dengan kemudi yang dia kendalikan.
Merasa dicuekkan, Chaliya pun diam. Lagipula, dia sendiri sebenarnya sudah muak dengan kepura-puraan ini.
Suasana pun seketika menjadi hening dan sunyi. Hanya terdengar suara music pean yang sengaja Axel nyalakan di tape mobil. Pria itu menoleh memandang Chaliya yang tengah memandang kea rah jendela.
"Cha?" panggilnya. Sambil sesekali melihat ke depan.
"Iya, Pak?" jawab wanita itu dengan formal.
"Kenapa kau diam saja? Sariawan?" tanya Axel dengan nada sedikit kesal.
"Tidak."