Cukup lama Chaliya memperhatikan mayat Andra dengan penampilan yang berbeda itu membuat dirinya kian jatuh cinta saja. Dia tersenyum dan beberapa kali mencium pipi dan kening pria itu.
"Andra, seandainya bisa aku membagi separuh nyawaku denganmu, apakah kau bersedia untuk hidup kembali? Sumpah, Ndra! Aku sebenarnya sangat capek sekali jika terus menerus hidup begini dalam kebohongan dan dendam. Cuma kau satu-satunya orang yang bisa membuat diri ku merasa nyaman dan tenang, bersamamu hatiku juga merasa damai. Lagi mengingat apa itu sakit dan dendam. Tapi kenapa? Tuhan seolah-olah mengambil semua yang aku cinta. Sudah kurelakan ayah dan ibu kandungku. Aku merasa sudah cukup memiliki dirimu saja. Tapi, kau malah pergi sebelum pernikahan kita. Aku bodoh, Ndra! Bodoh sekali. Sekritis apapun dirimu saat itu, saat kau masih hidup harus nya aku sudah meminta kau agar menikahiku. Supaya di kehidupan kedua nanti kita bisa bersama-sama.