Di pemakaman Chaliya menangis meratap sendiri. Sementara di luar pagar pemakaman, Axel malah perhatiannya teralihkan oleh topik obrolan dengan sang juru kunci.
"Gila, Pak tidur di kuburan? Di rumah saja enak meluk istri. Kalau di sini, apa gak salah peluk kunti, nanti?" jawab Axel lirih sambil menggaruk tengkuknya yang terasa merinding. Namun, masih dapat di dengar oleh lawan bicaranya.
"Jika tidak, kawatir akan terjadi penculikan tali pocong dan mayat, Pak. Makanya, juru kunci itu berjaganya malam. Jika siang, ya jadi penggali kubur," jawab beliau.
"Hah, apa?" tanya Axel terkejut. Membayangkan saja dia sudah ngeri, bagaimana melakukannya sendiri. Ambil tali pocong… mayat. Ih, benar-benar orang yang memiliki masalah serius denga otak dan kejiwaannya pasti.
"Lalu, anda ke sini mau apa malam-malam begini?" tanya pak juru kunci, kembali mengingatkan tujuan Axel datang ke mari.