"Jika memang iya, kenapa?" jawab Miranda dengan tenang seolah tak bersalah.
"Kau tahu itu dan tak memberi pencegahan sama sekali, Mir?"
Miranda tersenyum. Dengan percaya diri dia melangkah mendekati Elizabeth dan berbisik, "Kau tahu, Devni, bukan? Dia wanita yang Nicolas cintai mati karena berani mengambil perhatian Nicolas dariku?"
Kedua mata Elizabeth membelala lebar tak percaya denga napa yang dikatakan Miranda. Wajar saja Wulan berubah seperti itu, mamanya saja mengajarkan dia untuk menghalalkan segala cara demi mendapatkan apa yang dia mau.
Elizabet mengambil satu langkah ke belakang. Menggeser tububuhnya agar berjauhan dengan Miranda. Dia tak menyangka, sosok sahabat yang dia lihat sangat kalem dan lemah lembut adalah moster yang tengah menyamar.
"Baik, tunggu saja surat panggilan agama datang. Mungkin akan lebih baik jika kau bercerai dengan putriku saja," ucap Miranda lalu mengajak suaminya pergi.