Kali ini Wulan tidak bisa mengendalikan lagi emosinya. Ia benar-benar emosi dan marah. "Kamu ngomong apaan, Chaliya?" bentaknya. Membuat dua orang yang tengah memberikan service pada mereka terkejut. Tidak hanya mereka berdua. Chaliya sendiri sebenarnya juga terkejut. Sebab, Wulan yang dia kenal sebagai sosok yang periang, kenapa bisa langsung tersulut emosi begitu.
Oke, lah Fine. Mungkin dia tidak pernah tahu dan lihat sendiri bagaimana saat dia menghadapi sesuatu yang baginya tidak menyenangkan seperti ini. Tapi, sebagai anak bangsawan dan istri dari seorang konglomerat, harusnya dia lebih bisa mengendalikan emosinya agar nampak elegant di depan siapapun.
"Saya berbicara sesuai apa yang say abaca, Bu? Apakah saya salah?" jawab Chaliya dengan tenang, namun ia memasang nada bingung juga. meskipun sebenarnya memang ini tujuannya mengatakan hal tersebut. Hanya saja tak disangka, Wulan ternyata sangatlah implusif dan mudah terpancing.
