Seminggu bulan berada di Indonesia semua masih berjalan normal, dan baik-baik saja. Sebab, menurut informasi yang Andra berikan, Chaliya akhir-akhir ini sangat sibuk ke luar kota. Jadi, Axel bisa sedikit anteng dan tidak kabur-kaburan dari kantor, dan saat bersama Wulan.
"Tok... Tok... Tok!"
"Masuk!" jawwb Axel begitu mendengar suara pintu ruangannya diketuk sebanyak tiga kali.
"Hei, lama sekali baru bisa bertemu setelah beberapa Minggu," ucap seorang pria dengan pawakan tinggi dan brewok.
"Duduklah. Ada apa? Tumben sekali kau datang ke kantorku di jam kerja seperti ini," sambut Axel dengan ramah. Sambil tangannya memberi isyarat agar tamunya duduk di kursi depannya.
Berita duduk perlahan dengan elegan kemudian berkata, "kelihatannya anteng aja nih setelah nyonya bos kembali."
"Apakah kau datang ke sini hanya untuk menertawaiku?" tanya Axel. Dia tahu kalau Jevin tengah mengejeknya.