'Lihat saja, Alea. Kau sekarang sudah tidak akan bisa lolos dariku lagi,' batin Wulan sambil mengelus kamera kecil yang ia letakkan di bajunya.
Wulan tahu, suaminya memang selalu datang lebih awal. Jika jam kerja di mulai pukul delapan pagi, maka pukul enam dia sudah berada di sana. Meskipun tidak setiap hari. Tapi, dia lebih sering demikian. dengan begitu, dia bisa tahu, petugas kebersihan mana yang rajin dan datang di awal.
Seperti biasa, Wulan selalu menunggu Chaliya di tempat biasa, dari halte bus, dan dekat dengan pintu gerbang perusahaan.
Chaliya tahu, kalau sudah ada yang menunggu. Tapi, kali ini dia sedang tidak mood bermain-main dengan nenek sihir itu. capek dia dikata dengan sebutan jalang lagi. Padahal, dirinya tidak benar-benar jalang. Buktinya, semalam dia juga bisa menolak dengan tegas dan melarikan diri saat suaminya hampir meninginkan dirinya.
"Alea! Alea!" teriak Wulan.