Gadis itu berhenti sejenak. Ia menoleh ke belakang. Nampak olehnya seorang pria berpakaian rapi mengenakan setelah kemeja lengan panjang hitam dan celana berwarna khaki berdiri di bawah gerimis dengan raut maka merasa bersalah.
"Maafkan aku, Chaliya. Maaf, aku khilaf. Kau boleh marah, tapi aku mohon jangan embenciku apalagi sampai menjauhiku. Aku berjaji, aku tak akan mengulangi lagi hal bodoh ini," teriak Axel.
Chaliya tidak berkata apa-apa. Ia masih terisak. Dia bukan kecewa atas tindakan Axel barusn. Tapi, ia kecewa dan benci dirinya sendiri. Dia juga menyadari, kejadian barusan bukan sepenuhnya salah Axel. Sebab, yang pertama menyalakan api. Dia penyebab kebakaran.
"Aku janji sama kamu, aku tidak akan mengulanginya lagi. Maafin aku, ya?" ucap Axel canggung. Entah kenapa, tiba-tiba ia merasa sakit dan tersiksa sendiri melihat Chaliya menangis terisak. Ia merasa sangat buruk dan bagaikan binatang yang tak bermoral saja.