Jevin tersenyum tipis seorang diri. ia beranjak dan meraih bend aitu dan terus menatap dan mengelus gambar adik satu-satunya yang sudah lama ini menghilang.
"Prank!"
Pria itu langsung menoleh ke belakang dengan cepat saat mendengar benda yang pecah. Itu tidak terdengar seperti barang jatuh. Melainkan sengaja di banting oleh seseorang.
"Axel! Apakah itu kau?" tanya Jevin. sampai beberapa detik masih tidak ada jawaban. Pria itu meletakkan foto berbingkai kayu ukiran tersebut dan melangkah perlahan menuju ke sumber suara.
Saat ia tiba di ruang tengah, ia dikejutkan oleh sosok Alea yang berdiri di sana dengan sebilah piasu dan menyeringai padanya. Ia bertambah kian seram dengan penampilannya yang bisa dikatakan berantakan tak seperti biasa. Rambut kusut, badan kian kurus dan lingkat mata di kedua kelopak mata bawahnya. Menampakkan sekali kalau hidupnya akhir-akhir ini begitu mengenaskan.