Axel tersenyum lembut. Mungkin asumsi dokter itu dan Yulita senyuman Axel adalah hal baik untuk Rafi. Tapi, sebenarnya bukan untuk itu. Axel sudah memiliki rencana sendiri. Yang jelas, akan ditangani langsung oleh rekan dokter San yang memang memiliki ahli dalam kejiwaan. Dia tersenyum karena tidak menyangka kalau rencananya dalam menjebak dokter biadap ini bisa berjalan selancar ini.
"Bagus, Tante. Ini takdir yang baik untuk om Rafi. Semoga, om Rafi bisa segera sehat jasmaninya seperti sebelumnya," ucap Axel sambil menoleh kea rah Yulita yang ada di sebelahnya.
Dokter iu kembali dan membawa satu botol besar beriki capsul yang sudah tidak ada labelnya. Jadi, kosong dan berwana putih polos dan beberapa capsul yang berada di dalam plastic klip.
"Saya mau obat ini dibawa ke laboratorium, Dok," ucap Axel tiba-tiba. Cukup mengejutkan memang. Terutama si dokter.