Setelah menghabiskan roti bakar dan segelas susu yang dituangkan oleh sang ayah, Alea menghampiri ibunya yang masih sibuk di dapur. "Bu, Alea berangkat kerja dulu, ya?" pamitnya.
"Iya. Hati-hati, ya?"
"Iya, Bu. Daaah!"
"Biar aku mengantarmu ke kantor, Lea," ucap Jevin.
Tanpa pikir panjang, gadis itu pun menerima tawaran dari kakak kandung Intan. "Baiklah, Kak," jawabnya tanpa perasaan canggung. Seolah di antara keduanya tidak gterjadi apa-apa semalam.
"Alea, maafin kakak jika semalam membuatmu kesal, ya?" ucap Jevin memulai pembicaraan setelah beberapa waktu suasana hening.
"Untuk apa?" jawab Alea sambil menoleh memandang pria berdarah arab dengan nkulit putih serta rambut yang htam dan lebat.
"Soal semalam. Maaf jika aku terlalu memaksakan penadatku yang primitive terkait om Rafi."
Alea tersenyum. Lalu dengan santai berkata, "Beda pendapat kan wajar, Kak. Namanya juga manusia. yang terpenting itu, bagaimana car akita bisa menghargai perbedaan di antara kita."