Dwi yang hendak menghampiri kalinya aku suka berhenti, ia bersembunyi di balik tembok sambil mengintip 2 majikan tengah berbicara sambil tertawa.
"Terima kasih banyak ya sayang. Lalu kapan kamu mau ke sana?" tanya Dicky kegirangan.
"Kamu maunya kapan terserah deh aku nurut ya sama kamu."
"Ya sudah, lebih cepat lebih baik," ucap Dicky sambil mengecup pipi Chaliya.
Dwi tersenyum getir melihat betapa Mesranya mereka berdua. Tapi, dia bisa apa? Tiba-tiba datang nyelonong, dan menanyakan sesuatu yang kurang penting sebagai alasan untuk mengganggu kemesraan mereka, sepertinya juga tidak etis. Atau, mungkin bisa saja dia pura-pura menjatuhkan sesuatu. Namun, itu adalah cara pasaran.