"Mama, kenapa matanya jelalatan gitu sih lihat cowok ganteng? Ingat mah usia muda nggak muda, lagi. Mama sudah tua dan jadi nenek-nenek. Sedangkan dokter tersebut masih sangat mudah, bahkan, sepertinya lebih muda dariku," ucap Axel sambil mencubit lengan Elizbath.
"Kamu tidak perlu mengingatkan itu pada mama. Kata kau beri tahu Mama juga tahu Mama ini sudah tua dan menjadi nenek. Sementara dokter itu masih sangat muda dan imut. Tapi, jujur. Mama suka sekali dengan dokter itu, Xel?" ucap Elizbath sambil tersenyum dan memandang ke arah pintu. Tempat terakhir dokter tersebut lenyap dari pandangan mereka berdua.
Mendengar jawaban itu dari mamanya, aku memandang seperti yang sudah dijelaskan. Yang jelas jika pria itu mengatakan sesuatu, pasti sudah berkata kalau mamanya jadi aneh. "Mah kamu masih mamaku yang baik bukan? Tidak berubah menjadi Mama yang kejam dengan menjadikan dokter muda yang usianya jauh di bawahku itu sebagai bapak diriku?"