Aku tidak bermaksud untuk berlebihan. Tapi, apa yang aku katakan juga fakta, bukan?" ucap Chaliya. Tiba-tiba menoleh ke arah Dicky yang masih menatap ke atas langit-langit kamar.
"Kan, aku sudah katakan, kau pantas mendapatkan semua ini."
"Sepertinya terlalu besar, Dick. Kenapa, kau tidak memberiku perusahaan yang masih baru merintis saja? Biar aku mengelolanya hingga maju?"
"Tidak. Aku tidak akan menyengsarakan istriku. Bagiku, seorang istri itu adalah ratu. Kayaknya seorang ratu, dia harus mendapatkan yang terbaik. Kasih sayang, perhatian dan juga hadiah yang akan diberikan.
Kembalikan dia dibuat tercengang oleh apa yang baru saja dikatakan oleh Dicky. Sungguh dia adalah anugerah terbesar yang dia miliki selama hidupnya.
"Kamu so sweet banget Dicky? Bagaimana bisa aku bertemu dengan seorang pria sempurna dan mulia seperti kamu?" ucap Chaliya tanpa sadar. Harusnya, dia tidak perlu mengatakannya di hadapan Dicky. Atau, lelaki itu akan geer.