Bersama Chaliya, dan keluarga baru Andra mereka sudah tiba di rumah. Meskipun nampak kesakitan dan wajahnya sudah memucat, pria itu langsung tersenyum, mengekspresikan kebahagiaannya.
"Ini kamar kamu. Chaliya tadi pulang lebih dulu untuk merapihkannya. Kamu, ya yang meminta dia agar mengganti korden dan sprei warna abu-abu muda?" bisik Livia di dekat telinga Andra.
"Iya, Bu."
Cukup lama Andra terdiam seperti menahan sakit yang teramat sangat di tubunya. Hingga, akhirnya, ia sedikit kejang nampak sesak napas dan tubuhnya lemah tak bisa di gerakkan. Semua panik, sedih dan takut bercampur aduk menjadi satu. Menangis memanggil nama Andra berharap agar Andra baik-baik saja. namun, rupanya tidak. Dia kian melemah. Dan saat itu juga, ia menghembuskan napas terakhirnya.
Chaliya yang sejak tadi hanya diam memperhatikan karena merasa dia tidak lebih berhak disbanding ibu, dan saudara-saudara Andra tiba-tiba tubuhnya juga melemas akhirnya jatuh pingsan.