Didunia yang didalamnya terdapat sihir dan hal mustahil lainnya, berdiri kokoh sebuah kerajaan bernama Betelgeuse. Betelgeuse merupakan kerajaan yang paling di segani dan ditakuti di seluruh muka bumi. Wilayahnya mencapai jutaan ribu kilometer luasnya. Tidak ada serangan yang dapat menembus pertahanan istana. Karena para prajurit dilatatih langsung oleh tangan-tangan handal panglima perang kerajaan. Bahkan dalam hal perekonomian, tidak ada yang bisa menandinginya. Maka dari itu, banyak kerajaan yang berpikir dua kali untuk berperang dengan kerajaan Betelgeuse.
Hal ini tidak luput dari pencapaian raja kerajaan itu sendiri. Raja ke VI dari keluarga kerajaan Achernar, Zeus Davian Achernar. Zeus telah menjadi raja sejak umur 18 tahun, menggantikan raja sebelumnya yaitu Triton Friedel Achernar yang merupakan ayah kandungnya, raja ke V kerajaan Betelgeuse, dan setelah berhasil membunuh kakaknya sendiri, Hades Duke Achernar, beserta keluarganya yang lain. Sejak saat itu, Zeus terkenal sebagai raja yang kejam dan tidak berperasaan karena rela membunuh keluarganya demi mendapatkan tahta kerajaan.
~♥~
Disebuah istana yang bernama istana Bunga, terlihat seorang gadis kecil yang diperkirakan masih berumur 5 tahun itu tengah berlari ke arah semak belukar yang rimbun di taman istana. Tak jauh dari tempat gadis itu bersembunyi, tampak seorang wanita dengan pakaian maid berwarna hitam, terlihat sedang mencari sesuatu/seseorang. Maid itu berlari kesana kemari sambil meneriaki sebuah nama.
"Putri, putri Athena. Dimana Anda putri!" teriak maid yang diketahui bernama Shelia Mercury itu dengan keras. Pandangannya terus menelusuri taman istana, berharap sosok gadis kecil yang tengah dicarinya itu dapat terlihat oleh matanya.
"Putri, keluarlah putri. Jangan bersembunyi lagi putri. Putri Athena!" maid itu terus saja meneriaki nama itu berulang - ulang. Disisi lain, seorang gadis kecil berambut pirang tengah menahan tawanya diantara semak belukar yang menjadi tempatnya bersembunyi. Tanpa memperdulikan teriakan maid pribadinya, gadis itu berjalan semakin masuk ke dalam semak. Tak berapa lama, gadis kecil itu berhasil keluar dari semak yang baru disadarinya adalah tumbuhan mawar, dan berakhir di hutan pinus sebrang istana.
"Hah, akhirnya aku bisa keluar juga. Hihihi, maaf ya Shelia. Aku benar - benar bosan di istana. Jadi, biarkan aku bersenang - senang hari ini." gadis kecil itu terkekeh pelan membayangkan kepanikan maidnya karena belum berhasil menemukan dirinya. Kaki kecilnya mulai melangkah memasuki hutan, matanya tidak henti - henti memandangi sekelilingnya. Tercetak jelas raut kekaguman di wajah gadis kecil itu ketika melihat segala sesuatu yang hanya diketahuinya melalui sebuah buku. Dirinya tidak pernah sekalipun keluar dari istana Bunga sejak dilahirkan.
Gadis yang kini tengah mengamati seekor kupu - kupu pelangi itu bernama Athena Garcia Achernar, anak kandung raja Zeus Davian Achernar, putri kerajaan Betelgeuse. Putri Athena memiliki rambut pirang bergelombang dengan mata yang berwarna biru laut yang bagai cerminan permata samudra, begitu bening dan berkilauan. Mata itu diturunkan dari sang ayah yang memang merupakan ciri khas keturunan bangsawan Achernar. Sedangkan rambut pirang bergelombangnya didapat dari sang ibu, ya walaupun rambut ayahnya juga berwarna pirang, hanya saja rambut sang ayah lurus, tidak bergelombang seperti Athena.
Putri Athena adalah sosok putri yang begitu cerdas, berani, dan menggemaskan. Tak heran bahwa sikapnya tidak seperti gadis yang masih berusia 5 tahun. Di usianya yang masih belia ini, dirinya sudah menguasai bermacam - macam ilmu pengetahuan maupun ilmu - ilmu seputar kerajaan. Dia juga sudah mampu menguasai sedikit sihir yang dimilikinya, meski terbilang sihir yang sederhana seperti membuat tameng pelindung, melayangkan benda - benda, ataupun mempercepat pertumbuhan tanaman. Hanya sihir - sihir yang sederhana saja yang dikuasainya. Karena keterbatasan pengajar, Athena hanya bisa belajar secara otodidak di perpustakaan istana Bunga. Sesekali Shelia membantunya meski terbatas.
"Pemandangan diluar istana benar - benar menakjubkan, aku tidak percaya kalau aku dapat melihatnya secara langsung seperti ini." binar kekaguman masih terpancar dari kedua mata mungilnya. Dirinya terus saja berjalan memasuki hutan. Dilihatnya beberapa peri kecil dan penghuni hutan lainnya sedang sibuk melakukan aktifitasnya. Mereka sama sekali tidak terganggu dengan kehadiran Anthena disana. Bahkan ada beberapa peri kecil dengan sayap berwarna hijau itu mengerubunginya dengan mengeluarkan sedikit sihir sebagai salam perkenalan. Athena melebarkan senyumnya membalas sapaan para peri kecil itu.
Sejak dirinya baru dilahirkan sampai usianya yang sekarang, Athena tidak pernah meninggalkan istana Bunga. Istana Bunga merupakan istana yang letaknya sedikit jauh ke timur dari istana Utama, yaitu tempat tinggal raja Zeus. Dulu istana Bunga adalah tempat istirahat para selir – selir raja. Tetapi, setelah pembantaian itu terjadi, istana itu sudah tidak dipakai lagi. Raja Zeus pun tidak memperdulikan keberadaan istana Bunga. Sampai putri Anthena dilahirkan, istana itu kembali dihuni dan dirawat oleh beberapa maid istana.
Raja Zeus tidak pernah sekalipun menengok atau mengunjungi putri Athena. Putri Athena memang tahu siapa dan bagaimana rupa ayahnya melalui buku sejarah yang dibacakan Shelia sewaktu kecil, sayangnya dia tidak pernah bertemu secara langsung dengan ayahnya. Tetapi putri Athena tidak pernah sedih ataupun terbesit rasa ingin bertemu dengan sang ayah. Kehidupannya yang sekarangpun, dia sudah bahagia. Apalagi setelah tahu bahwa sang ayah pernah membantai seluruh anggota kerajaan, membuat dia semakin tidak ingin bertemu dengan raja Zeus.
Tak terasa kakinya membawa putri Athena berjalan menembus hutan. Ternyata di balik rimbunnya hutan pinus, terdapat bangunan yang begitu megah. Dirinya kembali takjub dengan bentuk bangunan itu.
"Wahhh, aku tidak menyangka ada bangunan yang begitu indah disini." dengan penuh semangat dan rasa ingin tahu yang besar, putri Athena berlari ke arah bangunan megah itu. Dia melihat ke dalam bangunan itu. Tidak ada satupun orang di dalam sana.
"Hmm, apakah tidak ada orang yang tinggal disini?" matanya melirik patung seekor naga yang tertata rapi di dalam. Jumlahnya ada 5 buah yang dilihat Athena. Kaki Athena membawanya semakin masuk ke dalam bangunan. Bangunan itu sangat luas melebihi istana Bunga tempat dia tinggal.
"Wahh, ada tamannya juga di dalam." Athena menghampiri pancuran di tengah – tengah taman. Pandangannya tertuju pada ikan – ikan kecil dalam kolam. Warna dan bentuknya sungguh menarik mata Athena. Dia jelas tahu bahwa makhluk itu adalah makhluk sihir. Sisiknya dapat berubah warna sesuai dengan perasaan si ikan. Dan kini, mereka memberikan warna merah muda untuk Athena.
"Kalian cantik sekali, salam kenal ikan – ikan kecil." Athena tersenyum lebar melihat kelincahan ikan – ikan di kolam itu. Mereka senang sekali dengan pancaran sihir dari diri Athena. Begitu hangat dan bersahabat.
"Sayang sekali tempat sebagus ini tidak ada yang menempati. Apa aku jadikan tempat rahasiaku saja ya?" Athena menerawang ke atas, melihat langit yang penuh dengan gumpalan – gumpalan awan putih. Hari ini benar – benar hari yang cerah.
Disisi lain, seorang pria beramput pirang lurus yang diikuti pria berambut merah keriting dibelakangnya, tengah berjalan melewati taman tempat Athena berada sekarang. Mata biru milik pria beramput pirang itu terlihat begitu tajam dan mengerikan. Wajahnya datar tanpa ekspresi. Berbeda dengan pria yang satunya lagi, dia berusaha mengimbangi langkah pria di depannya sambil berbicara sesuatu yang entah apa itu. Tak sengaja tatapan tajam itu menangkap sosok kecil Athena yang masih betah di pinggir kolam. Melihat ada seseorang di dalam istananya, pria itu berjalan menghampiri Athena. Pria di belakangnya mengernyit bingung melihat perubahan arah yang dilakukan pria didepannya itu.
"Sepertinya kita kedatangan tikus kecil Vian." Suara pria itu mengagetkan Athena yang sedang asik memandang kolam. Kepalanya berputar menengok sosok yang berhasil mengagetkannya itu. Mata kecilnya membulat setelah melihat sosok pria tinggi didepannya. Dia ingat betul siapa pemilik wajah itu. Pria itu adalah sosok yang sama sekali tidak ingin ditemuinya seumur hidup. Rasa takut mulai dirasakan putri Athena. Kakinya gemetar saat melihat tatapan tajam yang dilayangkan ke arahnya itu.
"Pa...papa." Kata itu terucap begitu saja dari mulut Athena. Sedangkan pria yang dipanggil papa itu tetap memasang wajah datarnya ketika menatap Athena kecil. Pria pirang itu ternyata adalah raja Zeus Davian Achernar, ayah kandung putri Athena.
~TBC~