Chereads / Kebelet Nikah : Sekuel Pernikahan Kontrak / Chapter 29 - Malam Pertama Yang Canggung

Chapter 29 - Malam Pertama Yang Canggung

Alexi tanpa memberikan jeda kembali menginjak-nginjak pria itu dengan penuh murka tanpa adanya belas kasihan. "Dasar lelaki tua bangka! Kau tak pantas menghina istriku seperti itu! Ayo minta maaf!"

Untuk sesaat Asia terpaku namun begitu sadar, dia menarik Alexi dan memeluk pria itu agar menenangkannya. "Sudah Alexi, dia terluka jangan pukul dia lagi."

Asia bisa menangkap tatapan penuh kemarahan dari sang suami dan dia tak menyangka jika kemarahan Alexi akan seperti ini. Begitu menakutkan. "Kita ke kamar ya, beristirahat."

Alexi memandang pada Asia dan memeluk istrinya sebentar lalu memasang lagi wajah jengkel kepada pria pemabuk tersebut. "Kau beruntung istriku menahan aku sekarang jika tidak kau akan kubuat lebih parah."

Setelah berujar demikian Alexi dan Asia bergerak masuk ke dalam kamar meninggalkan kedua orang yang masih dalam pengaruh alkohol. Di dalam Alexi terlihat lebih tenang. "Apa kau terluka?"

Dia menatap pada Asia yang bertanya lalu menggeleng sebagai respons. "Maaf ya aku jadi terbawa suasana karena aku tak suka dia menghinamu seenaknya mengatakan kau itu wanita yang tak baik.

"Iya, iya aku mengerti. Ayo kita tidur." Asia mengambil baju piyama miliknya dari koper dan menggantinya sedang Alexi membuka baju dengan kaus tanpa lengan sehingga tampaklah otot kekar milil Alexi.

Wajah Asia memerah saat melihat penampilan suaminya. Dia lantas berjingkrak pelan lalu duduk di tepi ranjang. Entah kenapa jantungnya berdetak lebih cepat. Gugup juga menguasai dirinya sampai-sampai Asia tak memandang suaminya sendiri.

Asia kemudian membaringkan diri, berusaha untuk tidur. "Asia,"

"Ya,"

"Kenapa kau tak memandangku, aku mau bicara sama kamu."

"Aku lelah kalau mau bicara, bicara saja." Alexi cemberut. Dia lalu mendekat dan mengurung Asia dengan kedua tangannya. Saat Asia mulai memejamkan mata, gadis itu kaget melihat lengan milik Alexi tiba-tiba berada di depannya.

Asia lalu menoleh pada Alexi dan terkejut kala melihat Alexi berada di atasnya. "Alexi apa yang kau lakukan?! Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak melakukannya masa--"

Chupp!

Dalam sekejap Alexi mencium bibir Asia dengan lembut dan mesra. Tak lama, Alexi menjauhkan bibirnya dari bibir Asia. "Tenang saja aku tahu kok dengan janji itu hanya saja aku ingin ciuman selamat malam darimu."

Wajah Asia lantas memerah. Dirinya tak mau digoda kemudian membuang muka ke tempat lain. "Selamat malam." ucapnya pelan.

"Selamat malam juga." Akhirnya Alexi membaringkan diri. Dia memejamkan mata lalu tertidur berbeda dengan Asia yang menatap Alexi.

Apa dia bisa membuka hatinya untuk suaminya yang baik ini?

Malam pertama pun dilalui tanpa adanya persatuan malah sangat canggung. Namun Alexi meyakinkan diri bahwa suatu saat Asia pasti akan membalas cintanya.

❤❤❤❤

Keesokan pagi harinya, Asia dan Alexi segera melakukan check-out dan menuju kediaman Alexi Denzel. Asia resmi secara agama menikah dengan Alexi jadi dia akan tinggal bersama suaminya itu.

Wenda dan Axton menyambut mereka dengan senang hati sedang Adya ikut juga namun begitu bertatap muka dengan Asia dia menampakkan wajahnya yang biasa judes.

"Ayo silakan masuk sarapan sudah disiapkan." Alexi lantas merangkul pinggang Asia dan sama-sama masuk ke dalam rumah. Hanya satu di dalam benak Asia sekarang, risi. Dia sangat merasa tak nyaman dengan rangkulan tersebut.

"Alexi, ganti saja dengan gandengan tangan. Aku tak suka seperti ini." Bisikan Asia diterima dan langsung dilaksanakan. Rangkulan berganti dengan menggenggam tangan satu sama lain. Tanpa sadar Asia tersenyum karena dia kembali merasa nyaman.

"Kalian sudah datang, selamat datang." Mata Asia dan Alexi membelalak saat menatap Nandini tengah sibuk menyiapkan meja makan.

"Ibu kenapa Nandini ada di sini?"

"Nandini ingin menyambut kalian. Dia juga memasak lauk pauk untuk kita makan. Bagus bukan?" Nandini menghampiri pasangan yang baru menikah itu lalu mengulurkan tangan.

"Selamat ya kalian berdua. Aku doakan semoga pernikahan kalian lancar sampai punya anak dan cucu." Mulanya Asia ragu tetapi karena kehadiran Wenda dan Axton mau tak mau Asia memberikan tangannya.

Namun jabatan tangannya sangat erat membuat Asia berjengit kesakitan. Beruntung dia bisa menutup ekspresinya itu. Nandini tak baik.

Asia segera melepaskan tangannya dan memandang tajam pada Nandini yang kini semringah menatap pada Alexi. Saat mereka hendak berjabat tangan, Asia segera menarik tangan Alexi agar jangan sampai keduanya bersentuhan.

Tatapan tajamnya seakan mengancam bahwa jangan pernah menyentuh tangan suamiku. Alexi terpaku beberapa saat kemudian tergelak pelan. "Asia kenapa kau tak mau Nandini berjabat tangan dengan Alexi?"

"Karena dia suamiku dan aku tak mau seorang wanita apa lagi mantannya menyentuh tangan Alexi." ucapan Asia yang begitu posesif dibalas senyuman genit oleh kedua mertuanya.

Nandini mendecak kesal. Dia segera menuju meja makan dan mengatakan semua telah siap. Semua orang lalu menepati kursi untuk makan pagi. Melihat Alexi duduk di samping Adya, Nandini lantas merebut kursi milik Asia yang seharusnya duduk di samping kanan sang suami.

Asia sekali lagi memandang tajam namun pada akhirnya dia mendengus dan duduk di samping Wenda. "Sayang kamu kok ke sana, ayo duduk."

"Apa kau tak lihat kursinya penuh!" balas Asia ketus. Wajahnya pun masam. Alexi segera memandang pada Adya yang hendak menyuapi makanan.

Sekretaris dari Alexi itu membuang napas kasar lalu bangkit dengan piring yang berada di tangannya. "Silakan duduk di sini."