Chereads / Kebelet Nikah : Sekuel Pernikahan Kontrak / Chapter 26 - Pernikahan Tak Resmi

Chapter 26 - Pernikahan Tak Resmi

Gaun putih dikenakan oleh Asia. Gadis muda itu memperhatikan penampilannya lalu membuang napasnya secara perlahan. "Ini hanya sebuah pernikahan tak resmi jadi jangan gugup." ucap Asia berusaha menenangkan diri.

Semenjak dia menerima lamaran Alexi, Asia disibukkan dengan menyiapkan semua kelengkapan pernikahannya meski tak akan ada resepsi pernikahan sebagaimana dilakukan tapi tetap saja Asia merasakan kesusahan.

Semuanya itu atas keinginan Asia. Dia tak ingin pernikahannya digelar secara mewah dan orang-orang yang menghadiri pernikahan mereka pun hanya terdiri dari keluarga kedua belah mempelai.

Asia tak ingin semua orang tahu karena hatinya belum tentu saja. Bagaimana jika Asia meminta cerai di pertengahan bisa-bisa keluarganya dibuat malu. Ketukan di pintu menyadarkan Asia dalam lamunan, Asia bangkit dari tempat duduknya kala pintu terbuka menampakkan Karma, Ayahnya yang sudah siap dengan tuksedo.

"Pernikahannya akan dimulai. Apa kau siap?" Asia mengangguk. Dia mendekat ke arah Karma lalu mengalungkan lengannya di lengan pria itu.

Keduanya sama-sama berjalan menuju tempat pemberkatan nikah di mana semua orang telah menunggu. Karma melirik Asia beberapa kali, tampak di wajah gadis itu tidak tenang.

"Apa kau merasa gugup?" Asia agak terkejut dengan pertanyaan Karma. Dia juga tak mendengar baik jadi Asia menunjukkan raut wajah bertanya.

"Kau merasa gugup?" Pertanyaan Karma tidak langsung dijawab, anak keduanya itu diam sejenak lalu mengangguk secara perlahan.

"Tak apa-apa, waktu Daddy dan Mummy menikah gugup juga. Santai saja, jangan terlalu memikirkan apa pun."

"Daddy, aku cemas bukan karena pernikahannya tapi setelah ini. Apa Daddy yakin, aku bisa bahagia bersama Alexi?"

"Kalau itu Daddy tak bisa jawab. Kamu yang menjalaninya bukan Daddy, tapi jika Alexi memang serius Daddy yakin kau pasti akan dijaga dengan baik."

Mereka akhirnya tiba di kapel dan pintu terbuka menampakkan para tetamu yang sudah berkumpul. Tatapan Asia langsung tertuju pada sosok Alexi berdiri bersama imam. Senyuman di wajah tampan sang calon suami secara tak sadar membuat wajah Asia bersemu.

Karma kemudian menuntun Asia sampai ke depan lalu memberikan tangan anak gadisnya itu pada Alexi. Tentu saja Alexi menerima dan membawa Asia menghadap di depan imam. Dimulailah imam bersuara sedang Alexi beserta Asia menunggu dengan tenang.

"Asia, hei apa kau gugup?" Asia melemparkan tatapan kesal.

"Tolong jangan menggangguku Alexi itu pun kalau kau tak mau aku menghancurkan acara ini." Alexi terkekeh pelan kemudian menepuk kepala Asia.

Asia menahan geram tapi tak melakukan apa-apa. Mereka lalu mengucapkan janji suci dan memasang cincin sebagai tanda bahwa mereka adalah suami istri. "Sekarang kau bisa mencium istrimu."

Gadis itu membulatkan mata, dia melayangkan tatapan protes dan sontak mundur beberapa langkah saat Alexi mendekatinya.

"Ayolah sayang, masa kau tak mau memberikan ciuman untuk suamimu." bujuk Alexi dengan nada memelas. Para tetamu tertawa akan sikap kedua mempelai. Baru saja menikah sudah ada drama.

Ini adalah pertama kalinya seorang mempelai wanita menolak untuk dicium oleh mempelai prianya. "Anggap saja ciuman kita sebelumnya adalah ciuman pengantin."

"Itu tak mungkin, ayo kemari." Asia menjatuhkan pandangan pada kedua orang tuanya. Rani berisyarat agar Asia harus mendekati Alexi dan gadis itu melakukannya.

Alexi tersenyum. Dia meraih tangan Asia lalu mengecup punggung tangan milik sang istri di depan semua orang. Asia menampakkan wajah heran. Apa yang sebenarnya dilakukan oleh pria ini?

"Kenapa kau kaget? Bukannya kau sendiri yang tak mau dicium jadi aku mengalah dan itu sebabnya aku hanya mencium tanganmu saja." Asia terpaku. Ada perasaan lega dalam hati sebab Alexi adalah pria pengertian.

Pemberkatan nikah tidak memakan waktu yang lama dan karena juga tak ada acara resepsi pernikahan para tamu langsung pulang ke rumah termasuk orang tua dari kedua mempelai.

"Kita mau ke mana?"

"Ke hotel."

"Untuk apa?"

"Malam pertama sayang."

"Ma-malam pertama? Bukannya aku sudah bilang kalau kita tidak--"

"Aku tahu tapi Ayah sudah memberikan kamar hotel untuk kita berdua sebagai hadiah ... paket bulan madu, jadi dari pada mubazir ayo kita pakai saja sekarang." Penjelasan Alexi masuk akal jadi Asia menurut saja saat Alexi membawanya ke hotel tersebut.

"Alexi, aku kegerahan." ucap Asia sambil mengipasi dirinya dengan tangan. Meski dia sudah membuka jendela mobil.

"Sabar ya nanti kita sampai,"

"Tidak, aku sudah tak tahan berhenti di sini!" Alexi patuh saja dan menepi di jalan yang sepi. Asia keluar dari mobil dan membuka bagasi mobil lalu koper.

"Asia, apa yang kau lakukan?" Asia tak menjawab karena menutup bagasi mobil. Tampaklah baju dan celana berada di genggaman Asia yang kemudian mengambil tempat di jok belakang.

"Alexi, jangan mengintip ya." Asia kemudian memutar tubuhnya dan meraih resleting gaun pengantin lalu diturunkannya secara pelahan.

Sepasang mata Alexi membulat melihat dari kaca mobil punggung halus milik istrinya dan berusaha untuk menenangkan diri. Dari kaca spion itu juga Alexi bisa melihat Asia mengenakan atasan menurunkan gaun pengantin yang dikenakan.

Alexi mengikuti arah gaun hanya untuk memandang jenjang kaki milik Asia tetapi sebelum itu terjadi, Asia memukul pelan kepala belakang Alexi. "Sudah kubilang jangan melihat!"

"Aduh sayang jangan malu-malu, nanti kalau kamu mau tidur bersama-sama, aku pasti melihat semuanya kok." balas Alexi tersengih sedang salah satu tangannya mengusap bagian kepala belakang.