hari ini adalah hari jumat, jadwal kuliah juga sedang kosong, sebenarnya aku dan lisa berinisiatif ingin pergi jalan jalan namun cuaca tiba tiba tidak mendukung, tanpa pertanda apapun sebelumnya hujan sudah turun membasahi bumi, aku dan lisa berpisah di depan kampus ia pulang dengan di jemput ayahnya dan aku masih harus menunggu hujan reda agar bisa naik angkot untuk pulang.
5 menit....10 menit....bahkan sekarang sudah setengah jam aku berada di halte ini seorang diri menunggu hujan reda tapi sepertinya belum ada tanda tanda hujan akan reda. karena sudah bosan menunggu aku meraih handphone dan menggeser layarnya berinisiatif untuk menelepon ibuku, pikirku ini hari jumat dia mungkin tidak akan terlalu sibuk jadi aku bisa mengobrol dengannya sebentar.
"assalamu alaikum bu...."tanyaku pada ibuku.
dan suara di ujung telepon segera menyambut sapaanku "waalaikum salam, jaenum bagaimana kabar mu nak" suara ibu terdengar bergetar di ujung telepon.
"baik bu, ibu sendiri bagaimana"
"baik, ibu baik nak"
"bu...apa ibu sedang sakit, tolong jangan menyembunyikan apapun dariku"tanyaku dengan rasa khawatir karena suara ibu terdengar lain dari biasanya.
"ibu, hanya merindukan ayahmu saat ini, tidak ada hal lain".
aku terdiam memikirkan perkataan ibu barusan, ibuku adalah orang yg tegar, sudah 5 tahun semenjak kepergian ayah dan baru kali ini ibuku mengungkapkan kerinduannya padaku.
"bu jangan terlalu memikirkannya nanti ibu jatuh sakit, ayah juga sudah tenang di alam sana, jika ibu merindukannya doakan ayah"
"nak...ibu tahu, ibu hanya terbawa suasana hari ini ketika membersihkan rumah ibu menemukan album photo kecil kalian, hanya dengan melihat senyum ayahmu di photo itu sungguh membuat ibu sangat rindu"
"hahahaaa....ibu ini seperti orang yg sedang jatuh cinta saja, hanya dengan melihat photo itu sudah membuat ibu rindu...hmmm....jangan jangan ayah adalah cinta pertama ibu" aku berusaha membangun suasana bahagia berharap ibu akan teralihkan dari kesedihannya.
"kamu ini memang sangat pandai menggoda ibu..."
aku dan ibu terus saja berbicara dengan sekali sekali di iringi dengan tawa sambil terus berusaha menggoda ibuku, semakin lama aku bertelepon dengan ibu membuatku jadi merindukannya. saking asyiknya ngobrol dengan ibu aku tidak menyadari ternyata ada seseorang yg juga sedang menunggu hujan reda.
setelah mematikan telepon aku langsung menengok kesamping. di hadapanku berdiri seorang pria yg selama ini aku kagumi, berada berdua dengannya, di bawah atap yg sama, udara yg sama, dengan jarak hanya 2 meter darinya. samar samar aku bisa menghirup aroma parfume miliknya, meskipun aku bukanlah seorang penggemar parfume tapi aku bisa menebak bau parfume yg di kenakannya. aku tersenyum simpul padanya dan tanpa aku duga ia juga membalas senyumku, seketika kulit wajahku yg memang berwarna putih berubah menjadi kemerahan. selama 10 tahun aku menatapnya hari ini adalah pertama kalinya ahmad membalas senyumku.
aku memberanikan diri membangun suasana dengan menyapanya duluan "habis sholat jumat kak" tanyaku pada ahmad.
"iya dek" ia membalas dengan kalimat singkat namun entah kenapa kalimatnya yg singkat ini justru terdengar panjang di telingaku, tanpa sadar aku bergumam "oh...pantas saja semakin ganteng"
"hahahaaa...kamu bisa saja" ahmad membalas dengan tertawa. aku yg seketika terpesona karena melihat ahmad yg tertawa menjadi sangat kikuk, dalam hati aku sangat bahagia karena ini pertama kalinya ahmad tertawa karena diriku, yaaa semoga saja hujan kali ini tidak berhenti aku ingin terus seperti ini bisa ngobrol berdua dengan ahmad.