Chereads / Woman In My Life / Chapter 12 - Persiapan Pernikahan

Chapter 12 - Persiapan Pernikahan

"Selamat malam pak Zofran, anda memanggil saya?"

Zofran yang duduk diam segera bangkit dari duduknya.

"Ya, sedari tadi sore, saat kamu pergi dengan pacar kamu itu, ini pekerjaan serius Mayra, saya tidak mau uang yang saya berikan untuk cafe ini hanya terbuang percuma, dan ingat kamu bukan owner." Tegas Zofran sinis.

"Maaf pak, saya bukan owner saya sadari, tapi saya hanya pengelola yang kerjanya free time, jadi mau saya tinggalkan cafe ini kapan pun itu terserah saya! selama cafe ini masih berjalan dengan baik."

Zofran melekatkan pandangan ke arah Mayra, "Elmayra, bersiaplah dengan permainan yang sebenarnya!" bisik Zofran tepat di muka Mayra.

Semenjak malam itu Zofran tidak pernah lagi menemui Mayra atau ikut campur dengan semua urusan cafe.

Satu tahun pun berlalu, cafe menjadi sangat pesat perkembangannya, Mayra pun kini sudah menamatkan studinya, kini ia telah wisuda.

Mayra berkesempatan bekerja disalah satu perusahaan makanan yang ternama, namun Mayra sekarang malah lebih fokus dengan cafe yang sedang memulai membuka satu cabangnya.

Kringgggg.... kringgggg....

ponsel Mayra berbunyi ternyata dari ayahnya.

"Tumben ayah menelpon, ada apa ya?" Batinya.

"Hallo, ayah? ada apa?"

" Haruskah kau menanyakan ada apa? Mayra bisakah kau kembali ke rumah secepatnya, ayah ada perlu dengan mu."

"Baiklah, besok aku akan sempatkan waktu untuk pulang."

Malam ini Mayra bersiap untuk kembali ke rumah Ayahnya, tanpa tau apa maksud dan tujuan ayahnya.

Ketika pagi tiba, Mayra telah sampai di terminal untuk menuju rumah Ayahnya, di dalam perjalanan Mayra sibuk dengan beberapa proposal pendirian cafe barunya, dimana ia harus terus mengirimkan email pada Zofran sebagai owner dan pimpinannya, namun sejak malam tepat satu tahun lalu, Zofran tidak pernah menampakan wajahnya lagi, hanya surat elektronik lah yang menjadi penghubung keduanya.

Setelah kurang lebih 5 jam Mayra sampai di depan rumah ayahnya.

Mayra bingung dengan wajah penasaran ia bertanya pada adiknya yang berada di halaman depan.

"Hardi, kakak pulang."

"Hey... kakak aku kangen akhir nya pulang juga." teriak Hardi.

"Di, ini tenda sama pelaminan buat siapa?"

" Hardi gak tau, yang jelas akan ada pernikahan besok."

Mayra pun masuk kedalam rumah, di dalam sangat banyak orang yang sibuk mendekor ruang tamu sampai ke ruang keluarga, dia benar benar di buat bingung.

"Akhirnya yang ditunggu datang juga, Bu, bawa Mayra ke dalam kamarnya."

"Ayah? ada apa ini sebenarnya? siapa yang mau menikah?"

"Kamu yang akan menikah, mengerti! jangan banyak penolakan, sekarang mereka akan merawat tubuh mu."

Mereka semua menyeret Mayra dan mengunci kamarnya, malam ini Mayra di beri perawatan khas untuk pengantin, diberi jamu, di lulur, dimandikan semuanya dilakukan dengan satu malam.

Mayra menangis, "Bu, siapa yang akan di nikahkan dengan ku? aku tidak mengenalnya apalagi mencintai nya."

"May, maaf ibu tidak bisa membantu kali ini, ini sudah keputusan ayah mu nak."

Mayra masih kalut dengan semua pikiran yang mengganggunya.

"Bagaimana bisa ayah berlaku seperti itu pada ku?" Ibunya hanya bisa mengelus rambutnya, meski bukan ibu kandung, ibunya itu masih punya rasa kasian pada putri tirinya ini.

"May, ibu harap kamu bisa menerima semuanya dengan ikhlas, dan ibu harap kamu bisa menjadi istri yang baik dan selalu menghormati keputusan suami mu nanti."

Malam ini terlalu berat dilalui Mayra, bahkan air mata tidak berhenti bercucuran di pelupuk matanya.