Chereads / Married without Love / Chapter 18 - Bab Tujuh belas

Chapter 18 - Bab Tujuh belas

"kakak hanya tau saja" jawab Aletha membuat lyin cemberut jawaban Aletha sama sekali tidak seperti dugaannya. Tapi tetap saja lyin ingin curhat pada Aletha, karena tidak mungkin lyin bercerita pada sean kakak prianya itu karena sean tidak mau terlibat dengan urusan cinta orang lain termasuk urusan rachel dan dave apalagi urusan cinta dirinya. Disaat seperti ini lyin sangat membutuhkan sosok kakak perempuan yang akan mendengarkan dan memberikan masukan pada ceritanya.

"jadi?" tanya Aletha ketika melihat lyin diam belum juga membuka mulutnya, lyin menghela nafas lalu mulai bercerita pada Aletha.

"karena kak letha sudah tau, sekarang aku hanya bisa minta pendapat kakak bagaimana...."

"sudah berapa lama kau menyukai dave?" tanya Aletha memotong omongan lyin.

"entahlah, sekitar 4 atau 5 tahun kak, pokoknya sewaktu kak dave main kerumah" jawab lyin kurang yakin

"wah, itu waktu yang sangat lama lalu bagaimana perasaanmu terhadap dave setelah membawa pulang wanita lain?" tanya Aletha lagi-lagi membuat lyin terdiam.

"marah, kesal, dan tidak apa-apa" jawab lyin tersenyum getir

"tidak apa-apa karena memang bukan salah kak dave, bukan salah kak dave aku mencintainya kakak tahu sendiri kita mana tau cinta akan berlabu kemana tanpa melihat kondisi dan situasi cinta bisa datang dan pergi" lanjut lyin membuat tanpa sadar Aletha mengelus sayang kepala lyin.

"kau benar-benar seperti wanita dewasa saja, berpikir lah seperti remaja pada umumnya" ujar Aletha membuat lyin terdiam mematung.

"katakan padanya kalau kau menyukainya, masalah dia menolak atau lebih memilih rachel itu bukan urusanmu lagi karena kau hanya mengatakan apa yang tertahan dihatimu. menunggu 5 tahun bukan lah waktu yang sebentar katakanlah padanya setidaknya hatimu lega karena telah memberi tahunya tentang perasaanmu"

"mengatakan kau cinta padanya bukan lah dosa yang besar dan kau tidak akan dipenggal karena itu, jadi sebagai orang dewasa kakak memberi saran ini, katakan padanya lalu tunggu sebentar jika dia tidak bersamamu maka tinggalkan karena kau masih muda kau bisa menemukan banyak pria diluar sana" ujar Aletha lagi, dan seketika pikiran lyin terbuka lebar.

"kakak tahu perlu waktu untuk mempersiapkan semuanya, pelan-pelan dan pikirkan dengan baik baru bertindak. Kakak mendukungmu"

Lyin memeluk Aletha erat, ini yang ingin lyin dengar selama ini. lyin sama sekali tidak menyangka ia akan mendengar apa yang ia ingin dengar dari calon kakak iparnya ah lyin akan berdoa semoga tuhan membolak balik kan hati kak Aletha dan mencintai kakaknya sean. Selama ini hanya sean yang dimiliki oleh lyin tidak ada yang lain kedua orang tua nya sibuk dengan urusan mereka masing-masing sehingga mengabaikan lyin yang masih membutuhkan perhatian orang tua. dan sean lah yang merawatnya dari kecil hingga sekarang, sean bahkan mau merawatnya padahal ia hanya adik tiri.

Sekarang ah mungkin bukan sekarang tapi nanti lyin akan mengatakan perasaannya pada dave seperti yang dikatakan Aletha tadi masalah ditolak atau apa yang penting lyinn sudah mengungkapkan semuanya.

Lyin tersenyum lega dan menatap Aletha dengan mata berbinar,

"terima kasih kak"

Aletha tidak menjawab ia membawa lyin kedalam pelukannya.

Lyin dan Aletha menjadi orang terakhir datang kemeja makan dan yang lainnya menunggu Aletha dan lyin baru mereka bisa makan bersama.

"dari mana?" tanya sean berbisik pada Aletha,

"mencari udara segar" jawab Aletha mulai menyuap makan malamnya.

"lyin mengganggumu? Apa yang ia katakan?" tanya sean membuat Aletha memutar bola matanya dengan malas.

"tidak sama sekali, kami hanya mencari udara segar saja" jawab Aletha menghadap sean, Aletha ingin sekali menceritakan apa yang lyin rasakan pada sean tapi lyin sudah memperingatkannya jangan memberi tahu sean semuanya.

"beri tahu aku kalau dia membuat ulah" ujar sean agak sedikit keras sehingga lyin langsung menatap tajam kearah sean.

"kau ini berisik sekali, kita sedang makan sekarang" ujar Aletha menatap kesal pada sean.

"katakan kalau kau akan memberi tahuku kalau dia menganggumu"

Aletha menghela nafas lalu menghadap sean,

"baik, sekarang tutup mulutmu dan makan saja" ujar Aletha

"bagaimana aku bisa makan kalau mulut tertutup?" goda sean sambil terkekeh membuatnya menjadi pusat perhatian dimeja makan.

"pakai hidung" jawab Aletha asal tanpa melihat sean yang sedang terkekeh sendiri.

"lalu bagaimana aku bernafas?"

"terserah padamu, mau makan pakai apa yang penting kau makan dan diam!" ujar Aletha kesal dan membuatnya mendapatkan tatapan tidak percaya karena telah berkata keras pada sean dimeja makan.

Sean cemberut lalu mulai makan malamnya dengan tenang, lyin menatap tidak percaya kakaknya yang bertingkah aneh dimeja makan biasanya kakaknya akan marah jika ada yang bersuara dimeja makan tapi ini kakaknya sendiri yang mencari keributan dimeja makan.

Setelah makan malam sean tidak langsung kekamar, pria itu masih harus mengerjakan pekerjaannya. Akan ada tender besar dan sean harus mendapatkannya, sean sangat membenci kegagalan jadi dia akan mengusahakan sekeras mungkin agar tender besar itu menjadi miliknya. \

"bos,loius masih belum mau buka mulut juga" ujar dave masuk kedalam ruang kerja sean, sean mengaruk kepalanya yang tidak gatal.

"kau tau apa yang kau harus lakukan dave" jawab sean membuat dave langsung menganggukan kepala, tentu saja dave tahu apa yang harus ia lakukan, yang harus dave lakukan adalah memaksa loius untuk membuka mulutnya dan akan ada game untuk membuat loius membuka mulutnya.

"baik bos" dave pergi dari ruang kerja sean, sean melepaskan kacamatanya lalu mematika laptopnya. Sean sangat yakin 100% jika tender besok akan menjadi miliknya.

Sean masuk kedalam kamar lalu berjalan menuju kamar mandi tanpa menghidupkan lampu kamar karena Aletha sudah tertidur.

Setelah membasuh wajah sean naik keatas tempat tidur dan memeluk Aletha lalu sean tertidur berkelana menuju alam mimpi.

Sedangkan diruang bawah tanah loius sedang disiksa dengan digantung lalu dicelupkan kekolam penuh lumpur. Itulah akibatnya karena tidak membuka mulutnya.

"keluarkan!"

"masukan!"

Dave sangat senang menyiksa orang begini bagi nya ini sebagian dari kesenanganya.

"keluarkan dan bawa padaku!"

Dave menghampiri loius yang sudah tidak berbentuk lagi,

"masih belum mau membuka mulut em?" tanya dave menendang loius, loius diam saja itu membuat dave semakin kesal saja.

"jangan beri dia makan!" perintah dave lalu keluar dari ruang bawah tanah.

Jangan lupa like n komen dan bila perluh tolong dukung karya ini dengan memberikan koin. Terima kasih sebelumnya.

To be continue,