Aletha meletakan kamera pengintai diatas kasur, Aletha mencari kamera pengintai yang lainnya. Aletha yakin masih ada kamera pengintai dikamar sean.
Aletha melepaskan foto dirinya yang terpasang didinding kamar dan Aletha menemukan kamare penginta disana.
Aletha banyak menemukan kamera pengintai dikamar yang ia temukan di vas, disetiap pojok dinding, dinakas, disetiap bingkai foto dan berbagai sudut yang lainnya. Aletha menemukan sekitar 48 kamera pengintai dikamar sean.
Aletha tidak habis pikir apa yang ada dipikiran sean sehingga memasang kamera pengawas sebanyak ini, seakan teringat dengan sesuatu Aletha langsung berlari kekamar mandi. Aletha menghela nafas lega karena tidak menemukan satupun kamera pengawas dikamar mandi.
Aletha meninggalkan kamar lalu kembali keruang kerja, ia harus mencari monitor dari semua kamera pengawas dengan harapan Aletha akan menemukan jawaban mengapa sean memasang banyak kamera pengintai dikamar.
Aletha sudah menghidupkan komputer milik sean tapi ia tidak tahu sandi masuk komputer sean. Aletha duduk lama dikursi kerja sean karena tidak mengetahui sandi komputer sean, Aletha sudah memasukan berbagai macam angka tapi masih tidak jug aterbuka.
Ulang tahun sean, mana Aletha tahu. Aletha baru beberapa minggu kenal dengan sean, dan Aletha belum mengetahui ulang tahun sean. Dengan iseng Aletha memasukan tanggal lahirnya dan komputer sean terbuka.
Aletha memutar bola matanya dengan malas, kenapa harus bersusah payah menebak jika Aletha tahu jawabannya. Jelas saja karena sean sangat tergila-gila dengan dirinya dan tadi Aletha tidak kepikiran sama sekali.
Aletha tercengang tidak percaya sean telah memasang kamare pengawas dikamarnya sudah 15 tahun lamanya.
Karena penasaran Aletha membuka setiap rekaman dari 15 tahun yang lalu, Aletha dapat melihat sean yang masih berusia belasan tahun yang sedang tidur.
Aletha membuka setiap rekaman hingga Aletha bosan sendiri, Aletha meloncati rekaman dari tahun ketahun. Aletha juga dapat menyimpulkan sean selalu mengaktifkan kamera pengawas pada malam hari ketika ia akan tidur. Aletha bahkan tidak menemukan rekaman yang merekamnya pagi ini, hanya malam hari sean akan mengaktifkan kamere pengawas.
Lagi-lagi berbagai pertanyaan muncul dikepala cantik Aletha, apa alasannya sebenarnya. Aletha tanpa sadar tersenyum, ia menemukan alasan mengapa ia ingin mencari sean.
Aletha mematikan komputer lalu mulai mencari sean lagi dimansion yang luas ini.
Aletha sudah berkelilng sekitar 30 menitan dan ia tidak bisa menemukan sean, dan setiap Aletha bertanya pada pelayan atau pengawal yang bekerja dimansion tidak ada yang menjawab ataupun mengetahui dimana keberadaan sean. Aletha yakin satu diantara mereka pasti mengetahui keberadaan sean, dan Aletha yakin dimansion yang luas ini sean mempunyai ruang rahasia yang semakin menarik untuk Aletha selidiki.
Sepertinya jiwa dektektif Aletha sedang bekerja sekarang dan sekarang Aletha sangat penasaran akan ini. Aletha tidak bisa membiarkan ini begitu saja.
Aletha telah mencari diruang latihan, dan sean juga tidak ada disana. Aletha mencari sean hingga taman belakang dan sean tidak ada.
Aletha juga mencari kekamar dave, pria itu bahkan juga hilang seperti ditelan bumi. Ada satu orang yang bisa Aletha tanyai dan Aletha tidak yakin orang itu akan menjawab pertanyaannya.
Dave terus menyiksa louis dengan cara mengikat kaki louis dan mencelupkannya kekolam berenang bawah tanah. Teriakan demi teriakan kesakitan loius membuat sean yang dari tadi duduk memperhatikan tersenyum senang.
"LEPASKAN AKU! TOLONG! AKU TIDAK MAU MATI!"
"lepaskan" perintah sean bangun dari duduknya lalu berdiri disebelah dave.
Louis dibawa dihadapan sean, seluruh tubuh louis sangat memperhatikan. Bibir dan matanya bahkan sudah tidak berbentuk lagi.
"jadi kau tidak mau mati?" tanya sean membuat loius menganggukan kepalanya cepat, seulas senyum mematikan sean terbit karena anggukan cepat dari louis.
"dia tidak mau mati, jadi apa solusi yang bisa kau berikan?" tanya sean pada dave, dave mendatangi louis dan membelai wajah yang sudah tidak berbentuk itu.
"kalau dia tidak mau mati, kita bisa apa boss" jawab dave masih membelai wajah loius.
"hilangkan nyawa?" ujar sean membuat dave menggelengkan kepalanya.
"ais, boss ini bahasa boss sangat lah kasar" ujar dave dengan jiwa psychopatnya muncul.
"kasar?"
"keluarkan semua isi perutnya lalu berikan pada ikan dan otaknya pada harimau lyin, itu bahasa halusnya boss" ujar dave membuat sean mengangguk-anggukan kepalanya.
"lalu organ yang lainnya mau diapakan?"
"dijual? Ah tidak boss, uang kita sudah banyak. Buang saja kesungai" jawab dave membuat loius yang dari tadi mendengar percakapan diatara mereka berdua menjadi semakin takut. dua orang dihadapannya sekarang adalah psychopat gila yang baru kali ini ia temui.
"ada solusi yang akan membuatmu tetap hidup" ujar sean membuat louis menatap sean dengan secercah harapan.
"pertama beri tahu aku siapa yang menyuruhmu mengacaukan bisnisku, kalau kau memberi tahu akan ku biarkan tangan mu hilang. Kedua, kau harus menjawab pertanyaanku dalam 3 detik lebih dari itu maka jarimu akan hilang satu persatu, ketiga jangan memberi tahu ku siapa yang menyuruhmu mengacaukan bisnisku maka kau akan bebas. Jadi pilihan berapa yang akan kau pilih" ujar sean sambil memainkan tang ditangan kanannya. Tang yang nantinya akan memotong setiap jari louis.
"boss bukankah ini terlalu mudah" ujar dave sambil tersenyum devil.
"mudah? Apa kau mau menggatikan dia?" tanya sean membuat dave menggelengkan kepalanya.
"tentu saja tidak boss" jawab dave sambil tertawa sumbang dan terdengar jelek aka tidak enak didengar oleh telinga.
"pilihlahh selagi aku memberi pilihan" ujar sean membuat loius dengan yakin menjawab pilihan yang dibberikan oleh sean.
"ketiga" jawab loius membuat sean menghela nafasnya lalu menggeleng-gelengka kepalanya.
"yakin dengan pilihanu?" tanya sean menghampiri louis dan menempelkan tang yang ia pegang kelleher loius.
"yyy-yakin" jawab loius bergetar.
"pilihan cerdas" ujar sean kembali berdiri didepan loius, loius menghela nafas lega ketika sean sudah menjauh dari nya.
"t-terima kasih" ujar louis membuat sean menggelengkan kepalanya
"no, jangan katakan terima kasih karena aku belum melakukan apapun untukmu" jawab sean.
"kalian! Ikat dia" perintah sean membuat loius memberontak ketika orang-orang sean mulai mengikatnya.
"kenapa aku diikat? Aku sudah memilih pilihan 3, aku seharusnya bebas dari sini" ujar loius memberontak.
"tenang saja, kau akan bebas setelah ini" ujar sean sambil memilah pisau yang tersedia diatas meja. Pilihan sean jatuh pada pisau yang sedikit tumpul, sean mendekati louis membuat badan loius langsung bergetar hebat karena takut.
Jangan lupa like n komen dan bila perluh tolong dukung karya ini dengan memberikan koin/ poin. Terima kasih sebelumnya.
To be continue,