Raina menarik kemeja ku sampai aku berdiri rapat di depan nya. Dia mengusap pipi ku yang basah sampai kering dan mengabaikan sendiri air matanya yang masih berlinang.
"ya tuhan Juna, tapi wanita itu sekarang mengandung anak mu. Ada benih mu di rahim nya, bagaimana aku tidak syok dan putus asa. Aku takut jika benar-benar harus kehilangan mu"
Raina ambruk di pelukan ku dan menangis tersedu-sedu tak terkendali. Aku mengangkat kaki nya dari tanah. Aku membawanya pergi ke bangku taman dan mendudukinya di sana. Dengan tatapan yang saling bertemu aku berlutut di hadapan nya. "aku berjanji akan menyelesaikan kesalah pahaman ini semua, percayalah aku tidak pernah meniduri Aletta dan itu bukan benih ku, hanya kau yang boleh mengandung benih ku, hanya rahim mu yang akan mengandung anak-anak ku Raina" aku memejam kan mata dan mengecup lembut punggung tangan nya "hanya kau yang memiliki seutuh nya tubuh ku Raina dan aku tidak mungkin mengkhianati mu" lirih ku dengan suara serak