Chereads / Forgive Me, Snow / Chapter 23 - Perkara Mie Instan

Chapter 23 - Perkara Mie Instan

Indonesia, 19:56 -

Snow berjalan masuk ke dalam basecamp bernuansa putih abu-abu itu dengan begitu lemas. Tak lupa di tangan kanannya ada kantong kresek berwarna putih yang berisikan beberapa varian rasa mie instan.

Di dalam hati, wanita itu terus berdoa tanpa henti dan berharap kalau dia tidak akan mendapatkan hal yang buruk saat dia sampai di dalam basecamp nanti. Mengingat kalau dia hanya membeli beberapa buah mie instan saja karena uang yang dia pegang tadi hanya sedikit dan tidak setara dengan nilai uang yang diberikan oleh Aldean untuknya.

"Ck! Akhirnya si buluk datang juga setelah hampir sekian bulan purnama kita nungguin!" kesal Tomi sambil meletakkan gitar yang dia pegang dengan sangat kasar di atas meja.

"Cacing di perut gue udah bunyi-bunyi minta diisi! Lo pergi beli mie di supermarket atau lo beli mie di belahan negara lainnya?!" heran Tomi sambil menatap Snow dengan tatapan yang begitu tajam.

"Nggak usah ngomelin dia panjang lebar, Tom. Mending lo pindah aja dari situ dan biarin dia ke dapur buat masak!" seru Ryan tiba-tiba sambil menatap sahabatnya itu dengan tatapan datar.

Tomi mendengkus kesal, lalu memberikan celah untuk Snow agar wanita itu masuk ke dapur basecamp dan membuatkan makanan untuk mereka.

Snow menundukkan kepalanya dengan takut dan berharap agar tidak ada yang sadar kalau dia hanya membeli beberapa buah mie saja. Tapi, sepertinya keberuntungan kali ini tidak berpihak kepada Snow karena Putra sadar akan tingkah laku Snow yang tampak terlihat mencurigakan.

"Jangan masuk dulu! Lo ke sini dulu!" kata Putra dengan tegas nya dan refleks Snow langsung dengan cepat menghampiri pria itu.

Putra menarik kantong kresek yang dipegang oleh Snow, lalu mulai menghitung ada berapa buah mie instan di sana.

"Kenapa cuma ada lima doang?! Bukannya Dean udah ngasih lo duit lima puluh ribu?! Kenapa cuma segini doang yang lo beli?!" tanya Putra dengan marah dan membuat atensi Tomi dan Ryan yang ada di sana buru-buru melirik ke arah mereka berdua.

"Lo kenapa teriak-teriak, sih, Put?!" heran Tomi.

"Dia dapat uang lembar biru dari si Aldean. Tapi, kenapa dia pulang cuma bawa 5 bungkus mie aja?!" kata Putra mengadu kepada Tomi sambil melempar ke 5 bungkus mie itu dengan sangat kasar di atas meja.

Tomi membulatkan matanya dengan lebar karena memang di sana hanya ada 5 bungkus mie instan saja, padahal biasanya kalau mereka membeli mie instan, mereka akan mendapat hampir dua puluh bungkus kalau mereka membayar dengan uang pecahan lima puluh ribu.

"Lah! Beneran cuma dapat segini doang?!" heran Tomi.

Tomi menatap Snow dengan tajam, sedangkan Snow yang ditatap malah menundukkan kepalanya dengan cepat sambil menggigit bibir bawahnya karena takut terhadap tatapan tajam dari Tomi.

"Mungkin dia lupa buat ngambil mie instannya di supermarket tadi," sahut Ryan tiba-tiba dan membuat atensi ketiga orang itu langsung menatap ke arahnya.

"Lagi pula, Aldean lagi ke luar dan enggak ada di sini. Jadi, lima bungkus itu masih cukup buat kita bertiga doang," lanjut Ryan sambil menuju mie instan itu dengan menggunakan dagunya.

"Boro-boro 5 bungkus mie bikin gue kenyang! Lo tahu sendiri kalau gue itu paling bisa makan minimal sekitar 7 bungkus mie biar gue kenyang!" sinis Tomi.

"..."

Tomi kembali menatap Snow dengan tatapan yang begitu tajam dan penuh amarah.

"Lo ternyata korupsi walaupun wajah lo udah pas-pasan kayak gitu! Gue bakalan laporin ini sama Dean biar lo dapat balasan yang setimpal karena udah berani bohongin kita semua!" seru Tomi.

Snow menggelengkan kepalanya dengan cepat sambil menatap Tomi dengan tatapan yang memohon agar pria itu tidak mengatakan hal tersebut kepada Aldean.

Tomi mengeluarkan ponselnya dan hendak untuk menelepon Aldean, tetapi seseorang dengan cepat menahan tangannya agar tidak melanjutkan aksinya.

"Ngapain lo megang-megang gue, Sialan?!" tanya Tomi dengan kesal sambil mendorong Ryan dengan sedikit kasar dan bergidik ngeri karena mengira kalau sahabatnya itu penyuka sesama jenis.

"Kalau ada sesuatu yang terjadi di sini, nggak usah langsung hubungi Aldean kalau itu cuma masalah sepele yang bisa kita kerjain sendiri," kata Ryan datar.

Ryan melirik ke arah Snow.

"Lo balik ke supermarket dan ambil mie yang lo lupain itu sebelum Aldean balik. Jangan sampai dia marah karena cuma masalah sepele doang kayak gini," ujar Ryan yang memberikan perintah kepada Snow.

Snow yang mendengarkan itu hanya menganggukkan kepalanya dan buru-buru berjalan ke luar dari basecamp tersebut, padahal sebenarnya dia tidak tahu harus berbuat apa untuk mencukupkan uang Aldean.

"Ck! Itu anak masih muda udah pikun aja sampai lupa berapa jumlah yang harusnya dia bawa!" kesal Tomi.

Ryan membalikkan badannya dan berjalan perlahan menjauhi basecamp tersebut.

"Lo mau ke mana?!" tanya Putra dengan sedikit berteriak karena Ryan sudah perlahan menjauh dari posisi mereka berdua.

"Gue mau ketemu sama Snow dan minta dia buat beli Cola!" jawab Ryan.

"Beli yang banyak-banyak biar kita bisa ikut nikmatin juga!" seru Tomi dan Ryan hanya memperlihatkan Ibu jari tangan kanannya.

Ryan terus berjalan ke luar dari basecamp itu dan mencari keberadaan Snow.

Pria bermata sipit itu langsung berlari dengan cepat menghampiri Snow dan menarik pergelangan tangannya dengan sedikit kuat, membuat Snow meringis.

Ryan melepaskan tarikannya dengan cepat saat mendengarkan ringisan dari wanita yang ada di hadapannya itu.

"Lo beneran pakai semua uang itu buat beli apa yang diminta sama Aldean?" tanya Ryan dengan nada suara yang mengintimidasi sambil menatap Snow dengan tatapan yang penuh keseriusan.

Snow menghela napas panjang.

"Sebenarnya aku beli mie itu bukan menggunakan uang Aldean. Tapi, pakai uang aku sendiri," jawab Snow dan berhasil membuat Ryan langsung menatapnya dengan alis kanan yang terangkat tinggi.

"Aku ketemu sama Arumi di supermarket tadi. Arumi ngambil semua mie yang aku beli pakai uang Aldean. Jadi, aku enggak bisa berbuat apa-apa selain cuma bisa gantiin uang Aldean pakai uang sisa belanja sekolah aku hari ini. Aku cuma punya sisa uang belanja sekolah sekitar lima belas ribu tadinya," jelas Snow.

"..."

"Aku takut kalau Aldean marah dan tahu kalau ternyata aku nggak belanja pakai uang dia," kata Snow dengan nada suara yang pelan.

Ryan menghembuskan napasnya dengan panjang, lalu dia mengeluarkan dompetnya dan memberikan selembar uang lembaran ratusan ribu kepada Snow.

Snow menatap uang itu dengan kebingungan.

"Pakai ini aja buat gantiin duit Aldean yang udah diambil sama si Arumi. Sekalian beli sepuluh Coca Cola, lebihnya lo ambil aja," kata Ryan.

Snow yang mendengarkan hal itu langsung kaget, sedangkan Ryan menarik tangan kanan Snow dan meletakkan uang itu di atas telapak tangan Snow, lalu berjalan kembali ke basecamp begitu saja tanpa menunggu respon dari Snow.