Chereads / URAKAN / Chapter 16 - 13: Kenapa Hesa (a)

Chapter 16 - 13: Kenapa Hesa (a)

Dengusan napas panjang Andre buang, dia mengacak surainya yang acak-acakan berulang kali dalam satu jam. Rekan-rekan si rambut cepak ini sampai saling pandang dan bolak-balik menatap Andre Hesa yang kini berjauhan. Gosip menyebar dengan sangat cepat jika dua sahabat ini berantem. Tak perlu dipertanyakan siapa yang salah, semua pasti tahu Andre lah yang cari gara-gara. Bahkan ada yang iseng sampai mengecek rekaman cctv di ruangan itu untuk mencari duduk perkara yang ada. Eh, benar saja … Hesa meledak setelah Andre membanting Hesa ke papan pengumuman hingga terjengkang.

"Wes tala, njaluk o sepuro. Jok ngene terus, hawane rak penak, cok (Sudah sudah, mintalah maaf. Jangan seperti ini terus, hawanya nggak enak, c*k)," teman satu tim Andre dan Hesa, sosok yang ikut terseret kemana pun mereka melipir, menggetok kepala Andre dengan seikat kabel pelangi. Si cepak hanya bisa mengaduh dan kembali 'tiduran di atas meja. Gerutuan, "aku lho dinengno he (aku didiemin bro)," lepas dari bibirnya.

Yang diajak Andre berbicara berdecak. Dia pukulkan kabel seikat itu ke atas kepala Andre lagi, "Koen sing salah. Wes, pokok e prepet terus Hesa, engko lak apik maneh (Kamu yang salah. Udah, pokoknya kamu deketin terus aja Hesa, nanti dia juga baik-baik sendiri)," ceramah makhluk yang rambutnya mengadaptasi tokoh Ryota Miyagi dari anime slam dunk itu sebelum mengambil PCB. Andre memaju-majukan bibir, mencucu, sebagai tanda kejengahan dari nasihat Radit.

Andre meregangkan tangan ke atas. Dalam diam, dia mencuri pandang ke ruangan sebelah yang hanya berbataskan kaca dari tempat kerjanya. Di sana ada Hesa, dia sedang sibuk menghadapi laptop baru dan tampak serius. Hnnngh. Andre sudah mencoba menghubungi pemuda itu dari kemarin. Mereka berantem hari kamis nih, sudah dari jumat dia berusaha menghubungi Hesa, bahkan sampai rame ke rumahnya, tapi zonk. Akhirnya sekarang senin, mereka masih diem-dieman.

"Ndre kerjo. Ojok leyeh-leyeh! (Ndre kerja. Jangan nyantai gitu!)" timpukan kembali mendarat di kepala Andre, bukan, ini bukan Radit, yang menimpuk kini guru pembimbing robotika Pak EmKa. Iya, saat ini Andre sedang berada di dalam workshop robotika. Dia duduk manis di bantal lesehan untuk meja di pojok tempat kerja milik tim hardware. Kalau Hesa tentu bagian software.

Haaaah, Andre membuang napas lagi. "Saya lagi sedih pak. Mo minta maaf nggak tahu gimana caranya~" Andre menjawab sang bapak pembimbing dengan curhatan. Hal yang membuat seluruh mata memandang Andre, tapi jelas Andre terlalu peka untuk mengetahui hal ini. "Kirim wa, cuma read. Ditelpon, nggak diangkat. Kenapa baikan sama orang seberat rujukan sama mantan sih pak? Haaaah," dia curhat lagi dan hembusan napas berat meluncur dari mulutnya untuk kesekian kali.

"Jiancik, koen tukaran mbek sopo he? Mbek Hesa tah mbek ojobmu? Ngguilani nek mu ngomong, cok (Anjir, kamu berantem sama siapa sih? Sama Hesa apa sama pacarmu? Caramu bicara menjijikkan, c*k)!" satu teman Andre memeluk dirinya sendiri dan menggeser pantat. Dia tampak bergidik. Andre mengernyitkan kening melihat ini. Dia langsung berdiri, mendekati si dia yang bicara lalu mengalungkan tangannya di bahu orang itu. Jari telunjuknya membawa naik kepala di sana, mereka bersitatap. "Jangan cemburu beb, aku padamu juga begitu kalau kita berantem," kata Andre dengan nada menggoda.

Tik tok tik tok, rasanya waktu terhenti.

Tik tok tik tok, satu persatu muka di sekeliling Andre mulai berubah.

Tik tok tik tok dan yak orang-orang di sana mulai histeris. Reaksinya ruwaaar biasa.

Yang digoda Andre mendorong Andre dan berteriak, "NJIJIKI COOOOK! GILOOOOO!"

Ada juga yang muntah-muntah palsu, "HOEK! HOEK! PAK EMKA, ANDRE KUMAAAT! OBAT E ENTEEEK! (OBATNYA HABIS!)" lalu beberapa menggedor kaca pembatas dua divisi, berusaha memanggil orang yang tetap tenang di seberang sana, "HESA TULUNG HEEES! KONCOMU KUMAAAT! (HESA TOLONG HEEES! TEMENMU KUMAT!)"

Tapi di lain sisi ada juga jeritan begini, "KYAAAA! MORE BABY MOOOREEEE! GIVE ME BL STUFF!" nah kalau yang ini embak-embak berkacamata kang baca komik pedang-pedangan. Istilahnya Fujoshi. "Gebeng aja mas dia, aku relaaa~" sesama penggila sandwich pria saling bersorak.

"RELA RELA GENDENG (GILA) TA? KEPERJAKAANKU DIPERTARUHKAN IKI!"

"JEK JOKO TEKO NDI NEEE? KOEN WES TAU EHEK-EHEK COK! (MASIH JAKA DARI MANANYAA? KAMU UDAH PERNAH SEX C*K!)"

"BABI. OJOK NGUMBAR AIB SAK ENAK UDELMU SAT! (JANGAN BUKA AIB ORANG SEENAK JIDATMU (BANG)SAT!)"

"BLABLABLABLABLABLA"

Dan iya, suasana serius itu sekejap hilang, berubah jadi kekacauan. Andre hanya tertawa melihat teman-temannya begini. Dia bahkan makin berpura-pura ngondek dan menggoda temannya yang geli, pakai colek-colek seperti nyolek sabun. Lebih dia bahkan remas-remas baju teman-temannya bak lagi ngucek pakaian. Suasana berubah dengan cepat menjadi tidak kondusif. Dan bukan hal aneh lagi kalau Andre sengklek begini, teman-temannya juga tak mempermasalahkannya.

Hanya saja, meski situasi menjadi demikian, sudut mata Andre terfokus pada satu orang di balik kaca ini. Dia tadi sempat menoleh ke arah mereka, mengamati kericuhan yang mengundang lebih banyak orang lagi dan makin meledak. Namun orang itu, meski terjadi hal sedemikian serunya, hanya mengedikkan bahu sebelum kembali fokus pada codingan yang ia kerjakan. Wajahnya tenang sekali, bahunya bahkan rileks dan terus melarikan tangannya di atas keyboard.

Bak dunianya hanya ada dia dan laptop di depannya.

Andre menggigit bibirnya melihat hal ini. Hesa memiliki sikap tak acuh seperti, membuat garis pemisah nyata antara dia dan kawan-kawannya begini ... semenjak apa yang terjadi 6 tahun yang lalu.

Dan itu terjadi karenanya.

***

"Capeeek gilaaaaaa," Andre menghempaskan dirinya di atas kasur kerupuk milik robotika yang diletakkan di pojok ruang bersama. Tangan-tangan jam menunjuk angka 3 dan 6. Hnggh, menurut Bunda Andre yang orang jawa tulen, jam segini ini bisa disebut wektu bang-bang wetan (setelah jam 3 pagi dan sebelum bedhug subuh). Bunda Andre kerap menasihatinya untuk tidak tidur lagi jika terbangun jam segini. Wanita anggun itu juga acap sekali menasihati Andre, "ayo to le, tangi esuk ben rejekine ora dipathok pitik" yang mana memiliki makna: ayo, bangun pagi, supaya rejekinya tidak dimakan ayam. Akan banyak kelebihan yang didapat jika bangun pagi.

Tapi nih ya … Andre ngantuk sekali bunda! Dia belum tidoooor! Cuma, cuma … dia sudah terbiasa … mmmhhh.

Memutar tubuhnya hingga telungkup, Andre memutuskan untuk bermain hp saja sambil menunggu fajar. Kalau ketiduran dalam proses, tak masalah sih, kan tak sengaja. Yang jelas dia tak mau dengan kesadaran sendiri menentang nasihat Bunda.

Hal pertama yang dilakukan Andre adalah membuat faceb00k. Aksi demo yang mereka ikuti tanpa sengaja kemarin sepertinya masih menjadi buah bibir masyarakat meskipun sudah dua bulan terlewat. Parahnya, banyak sekali meme-meme dengan imaji liar khas anak muda yang mengambil settingan kerusuhan itu. Lebih, bahkan ada sekerumun author yang menuliskan cerita panas mengenai mereka, atau membuat doujinshi anuanu. Rerata, yang dipublikasi ini memiliki tagar stmxmahasiswa.

Andre menegang, dia cepat menoleh ke sana ke mari, memastikan dia sedang sendirian. Setelah yakin tak ada yang lain, Andre fokus membaca. Kebanyakan sudah ia baca sih, tapi tak ada salahnya menyelam ulang sebelum mengecek karya pendatang.

Dia senyam-senyum sendiri membaca cerita fuwa-fuwa yang disajikan. Ada pertemuan karena melindungi mahasiswa dari semprotan air, ada yang dari polisi-polisi kurang ajar, dan masih banyak lagi. Gemas. Meski badan gede, si cepak ini suka sesuatu yang manis.

Terus … tangan-tangan waktu bergulir dan terus … Andre larut dalam dunianya.

Doujinshi berganti cerita pendek atau pun cerita bersambung. Andre menikmati semua hidangan, apalagi yang berbau BL.

Namun di cerita ke sekian dari cerpen yang ia baca, Andre terdiam. Keningnya berkerut. Dia sekarang sedang membaca cerbung dan di bagian bawah ada teks lagu yang sangat mendalam. Hanya beberapa larik, tapi Andre berani bersumpah, not balok yang mengikuti familiar.

Andre seketika memperbaiki posisinya. Wajahnya berubah serius. Tangannya cepat menggulir tab cerita yang ia buka pada browser. Satu per satu ia amati.

Tak butuh waktu lama, Andre mendapatkan pattern dari cerita-cerita itu. Mereka dikemas dengan hal serupa: dua tokoh yang mengemban nama 'stm' pun 'mahasiswa' selalu terpisah. Entah karena apa, mereka tak bisa berjumpa lagi. Dan kisah yang ada seputar pemersatuan cinta mereka, lika-liku yang membentang hingga dua sejoli bisa bergandengan tangan. Setiap ending ada baris-baris lagu. Jika disatukan, dari semua lagu yang ada pada cerita itu menjadi ...

<< I'll find you >>

<< Wherever you are, I'll come to you >>

<< Hold you, mark you >>

<< And show the world how I love you~ >>

<< Please wait me, dear >>

<< I won't give up on you >>

Andre mengerutkan kening. Buru-buru dia melihat pada artist atau author cerita yang dia baca. Kekecewaan mengarak di hati si cepak begitu tahu 'pembuat' mereka berbeda-beda. Namun satu, karya-karya ini adalah pesanan seseorang—hasil komisi. Lalu siapa yang memesan?

Giat, si cepak mencermati semua yang ia baca.

Ada satu pola di cerita yang ia baca. Huruf S besar dengan keluwengan dan coretan aneh di tempat ganjil, lalu di samping huruf itu ada <<(n)>>.

N? Apa maksudnya? Noun?

Namun setelah memutar otak lebih lama, Andre mulai bisa membacanya.

Huruf S besar dengan lekuk di ujung bawah. Lekukan itu menyerupai e. "S-e." Kemudian bentuk garis menekuk seperti sudut segitiga di dalam lengkung huruf S bagian atas … itu bisa dibaca A. "S-e-a." Lalu (n).

Andre mematung. Napasnya tercekat, mata membelalak. Tangannya bergetar.

"S-e-a-(n)," gumamnya lirih. Bayang satu wajah yang ia temui beberapa bulan yang lalu terbayang. "SEAN!"

Dam anak STM itu mencari seseorang. Jelas bukan dia, bukan kawannya. Dari cerita yang ia baca, Andre tahu semua hint merujuk pada satu orang. "Hesa ..."

[]

————————

Pojok Info

4646: pat nam pat nam, read: mantap mantap