Canggung
Itu yang dirasakanku sekarang. Aduhhh kenapa aku mesti nurut sih ikut sama diaa . Udah tau dia nyebelin mana dingin bangett pula . Masa daritadi aku dicuekin , tau gini aku jalan kaki aja tadi.
Kulihat kearah kaca jendela sambil menopang daguku , masih hujan ternyata senyumku mengembang.
"Emm.. Kamu siapa?"
Tanyaku kemudian .
Yahh sudah kuduga dia tidak menjawab , jangankan menjawab untuk menoleh pun sepertinya dia enggan . Yatuhann lenyapkan saja aku sekarang .
"Hema"
"Hah?"
Jawabku setengah terkejut dengan perkataan nya yang tiba tiba . Apa katanya ? Hema ? Hema siapa ?
"Nama saya Hema"
Sambungnya kemudian . Mungkin dia tau aku kebingungan dengan perkataannya yang kurang jelas tadi .
"Ohh.. Mas Hema yaa"
Kataku sambil ber oh ria.
"Hema aja gausah pake mas , emng nya saya keliatan tua ?"
Jawabnya ketus
Dih kenapa dia ketus gitu kan aku cuma menghormati dia , aku kan belum kenal banget sama dia , jadi aku rasa untuk memanggil nama saja agak tidak sopan menurutku . Tapi lihat ? Dia ketus sekali , memang manusia dingin yang menyebalkan.
"Ehh iya maaf . Maksudku Hema"
Kataku kemudian.
"Umur saya tidak beda jauh dengan kamu , saya gasuka dipanggil mas , biar cepet akrab".
Katanya datar tanpa menoleh sedikit pun
Aku tidak menjawab . Aku hanya mengangguk anggukkan kepalaku . Tapi sebentar , kenapa dia tahu arah rumahku ? Perasaan tadi aku tidak mengatakan nya . Dia juga tidak bertanya . Jangan jangan , dia cenayang ?
" Kamu gamau turun?"
Oh yaampun saking lamanya melamun aku tidak sadar bahwa mobil sudah berhenti tepat didepan rumahku .
"Eh makasih Hema"
Kataku sambil membuka mobilnya dan langsung berlari menuju rumahku . Kudengar suara mobilnya yang menjauhi rumahku.
"Huhh.. sebenarnya Hema itu siapa sih?"