Chereads / A Wound In Your Love / Chapter 4 - gadis aneh

Chapter 4 - gadis aneh

Aaron hendak ke toilet pribadi dikantornya, dengan tergesa-gesa ia membuka handle pintu toilet tapi tidak bisa.

" kenapa tidak bisa dibuka ?"

gumamnya.

lalu ia kembali menggerakkan naik turun handle pintu namun tetap tidak bisa dibuka.

" aaarghh."

Aaron kesal dan mulai panik karena sedari tadi perutnya terasa mulas. mungkin karena tadi Rudi mengajak makan siang Aaron ke rumah makan Padang untuk pertama kalinya.

tiba-tiba pintu toiletnya itu terbuka lebar dan seseorang dengan kepala menunduk keluar dari dalam toilet seraya menjinjing ember berisi tongkat pel dan hampir saja menubruk tubuh Aaron yang sudah dari tadi berdiri didepan pintu.

" eheem."

" eh, maaf."

ucapnya ketika menyadari ada seseorang berdehem dihadapannya.

tanpa mengangkat wajahnya yang menunduk, gadis cleaning servis itu hanya melewati Aaron begitu saja dan pergi.

Aaron menautkan sebelah alisnya keheranan melihat sikap petugas kebersihan yang sejak awal bertemu tadi pagi selalu menunduk seolah menyembunyikan wajahnya. tiba-tiba perutnya menjadi tidak mulas lagi setelah memperhatikan gadis aneh itu.

" hey !!"

sahut Aaron penasaran memanggilnya.

gadis itu menghentikan langkahnya. lalu memutar badannya.

" toilet nya baru selesai dibersihkan. maaf jika telah membuat anda menunggu, pak."

ujarnya masih tetap menunduk.

Aaron berjalan mendekatinya.

" apa kepalamu seberat itu hingga selalu menunduk jika ada yang berbicara padamu ? "

tanya Aaron lalu mengangkat wajah gadis itu dengan tangannya.

" wajahnya tidak terlalu jelek. tapi kenapa tidak percaya diri ?"

gumam Aaron dalam hati saat memperhatikan wajahnya sekilas .

gadis itu langsung menepis tangan Aaron yang masih memegang dagunya.

" maaf pak, saya permisi dulu akan membersihkan toilet yang lain."

dengan cepat ia membalikkan tubuhnya kembali, lalu meneruskan langkahnya meninggalkan Aaron yang masih berdiri tak bergeming.

Aaron masih memperhatikan gadis itu hingga sosok tubuhnya tak terlihat lagi.

" dasar gadis aneh."

gumam Aaron mengangkat bahunya. lalu ia bergegas masuk ke toilet.

***

seseorang mengetuk pintu ruangan Aaron.

" masuk."

jawab Aaron.

seorang gadis blesteran bernama Naomi menghampiri meja Aaron seraya membawa beberapa berkas ditangannya.

" ini berkas yang pak Aaron butuhkan."

ucapnya menyodorkan berkas itu keatas meja.

" terimakasih Naomi. maaf telah merepotkan mu."

Aaron langsung membuka berkas-berkas itu untuk dipelajari.

" sama-sama, Pak. Saya kan sekretaris pak. Aaron. maka sudah kewajiban saya melayani kebutuhan bapak. apapun itu."

balas Naomi dengan nada genit

Aaron langsung mengangkat wajahnya lalu menatap Naomi. memperhatikan wajah sekertaris nya itu dari ujung rambutnya yang panjang Curly, hingga ke bagian perutnya yang tertutup oleh kemeja polos ketat menonjolkan dua gundukan besar nan sintal itu berwarna Salem. Naomi nampak salah tingkah dengan tatapan Aaron yang dikira menyukainya.

" wajahnya terlalu cantik. makanya dia terlalu percaya diri."

Gumam Aaron dalam hati.

" oke. anda bisa kembali sekarang !"

sahut Aaron datar.

" baik pak. saya permisi. kalau bapak butuh sesuatu bisa panggil saya."

Aaron hanya membalasnya dengan anggukan pelan. lalu Naomi itu pun beranjak pergi dari ruangan. Aaron memperhatikan tubuh Naomi dari belakang sampai akhirnya tertutup oleh daun pintu yang membawanya keluar.

" ternyata dikantor ini banyak orang aneh."

gumamnya seraya menggeleng-gelengkan kepala lalu kembali fokus ke berkasnya diatas meja.

***

tak terasa hari pun mulai sore. Aaron segera membereskan meja kerjanya. ia memang tergolong pria yang perfeksionis. tidak suka berantakan apalagi kotor.

setelah itu Aaron buru-buru pergi dari ruangan kerjanya untuk pulang. rasanya ia ingin segera menemui Atreya dirumah.

saat didalam lift ia bertemu dengan Sesil dan Anjas yang hendak pulang juga.

terlihat keduanya memberi salam hormat pada Aaron dengan membungkukkan tubuh mereka sesaat.

" Sore, Pak."

sapa Sesil ragu karena takut sapaannya tidak dijawab gara-gara kejadian memalukan tadi pagi diruang meeting.

" iya sore, Sesil."

balas Aaron datar dan tak mengalihkan pandangannya lurus kedepan.

Sesil membulatkan matanya seraya melirik ke arah Anjas yang berdiri disebelahnya.

" OMG, dia tau namaku, njas."

bisik Sesil merasa bangga pada Anjas.

Anjas hanya mencibir.

" bapak tau nama saya ?"

tanya Sesil dengan polosnya pada Aaron.

" kebetulan tadi pak. Rudi minta ACC saya untuk persetujuan surat peringatan Anda, Nona Sesil Agatha."

sahut Aaron menatap sekilas pada Sesil, lalu mengalihkan pandangannya kedepan karena pintu lift sudah terbuka.

Aaron segera keluar. meninggalkan Sesil dengan wajah cemberut dan Anjas yang masih berada dibelakangnya.

' hahaha'

Anjas tertawa begitu puas.

" ternyata Pak.Aaron tau namamu dari SP 2 yang disetujui nya. kasiaan."

" jangan senang dulu, bisa saja kau juga kena sp. secara tadi kita berdua kan yang disuruh keluar."

Sesil menyeringai.

" Hah, kau lupa kalau Pak. Rudi itu kakak ipar ku ? hahaha..."

Anjas kembali tertawa meledeknya.

Sesil menatap sinis dan tampak kesal pada Anjas. lalu memukuli bahu Anjas beberapa kali dengan tas jinjingnya yang bermerek itu.

" aaww, sakit tau."

keluh Anjas melotot ke arah Sesil.

" ah, dasar cowo lemah. segitu saja sudah sakit. makanya gedein tuh badan, ikut nge-gym kek. biar kaya pak. Aaron. body goal banget tuh dia. jangan terus berlindung dibalik ketiak kakak ipar mu itu. "

ledek Sesil sewot lalu berjalan mendahului Anjas.

" sialan. awas kau Sesil, berani menghinaku."

umpat Anjas lalu melangkah cepat hendak menyusul Sesil.

***

sebelum Pulang kerumah, Aaron mampir ke toko brownis yang cukup terkenal dikota ini. brownies adinda namanya.

saat ia hendak membayar di kasir, tiba-tiba seseorang memanggilnya dari arah samping dan berjalan mendekatinya. ternyata Naomi.

" pak Aaron. Anda juga ternyata menyukai brownies adinda ya. kalau begitu selera kita sama."

ucap Naomi sambil menunjukan sekotak brownies ditangannya.

" tidak. adikku yang menyukai brownies ini, bukan aku."

sahut Aaron seraya mengeluarkan kartu debit dari dompetnya dan menyodorkan nya pada petugas kasir.

" oh, tapi brownies ini beneran enak lho pak. buktinya toko ini selalu eksis dari tahun ke tahun. padahal masih banyak toko-toko kue kekinian lainnya bahkan yang notabene milik para artis. tapi menurutku brownies adinda inilah yang paling enak dengan harga yang terjangkau."

ungkap Naomi panjang lebar.

" oke, kalau gitu saya duluan."

ucap Aaron hendak pergi karena pembayaran nya sudah selesai.

" eh, pak--"

Aaron langsung begitu saja meninggalkan Naomi tanpa memberikan kesempatan lagi bicara.

" dasar kulkas. sikapnya masih malu-malu kucing begitu. liat saja bagaimana kalau setiap hari diberi ikan seksi seperti aku. apa ia masih sanggup bertahan dan sebeku es batu seperti itu ?"

gumam wanita itu menyunggingkan senyuman miring.