Di lain tempat
Suara musik berdentum dengan keras. Suasana Club mewah terlihat sangat ramai, berbagai pembisnis dan artis dari seluruh dunia ikut bersenang di Club ini. Tetapi sorotan tersebut bukanlah jadi sorotan utama bagi kaum yang ada disana. Sosok pria yang sedang minum ditemani berbagai wanita seksi dan cantik yang menjadi pusat perhatian bagi semua. Steven Roller raja dari penguasa bisnis Amerika bahkan Presiden Amerika saja tidak bisa mempengaruhinya karena dialah penguasa sebenarnya.
Didalam Club itu Steven lagi meminum dengan ditemani para wanita seksi yang sedang bergelanyut manja. "WOW!! Lihat King of Amerika langsung diserbu oleh para wanita." Ujar Sam Tomzer sahabat dari Steve sambil duduk dengan raut wajahnya yang senang.
"Jadi hari ini siapa yang akan menghangatkan ranjangnya Stev?" Ujar Tommy Roger yang juga
sahabat dari Steven sambil meminum minumannya.
"Siapa lagi kalau bukan aku." Ujar seorang wanita yang cantik dan tentunya seksi sambil berjalan dan menatap wanita yang ada disamping Steven dengan mata yang tajam dalam arti mengusir. Wanita yang duduk disamping Steven tahu siapa yang wanita yang berdiri didepannya lalu pergi meninggalkan mereka.
"Lihat siapa ni? Elisa Wilns sahabat kita." Elisa tersenyum lebar dan duduk di sebelah Steven sambil menyadarkan kepalanya di pundaknya.
Elisa Wilns seorang artis top model sahabat dari Steven, Sam dan Tommy. Elisa mencintai Steven sejak pertama kali bertemu. Elisa tahu bahwa Steven tidak pernah serius dengan wanita. Bagi Steven itu hanya kesenangan untuk menghilangkan rasa lelah setelah bekerja.
Karena sangat mencintai Steven. Elisa rela memberikan tubuhnya untuk Steven. Steven tentu saja tidak menolak apalagi Elisa yang masih perawan. Setelah menyerahkan diri kepada Steven, mereka selalu menghabiskan malam bersama. Hanya Elisa saja yang selalu Steven tiduri berulang kali.
Steven yang sudah bosan dengan suasana Club langsung menarik Elisa menuju kamar yang biasa dia pakai untuk tiduri dengan para jalangnya.
Steven yang sudah bergairah langsung mencium keras bibir Elisa sambil menutup pintu kamar hotel dan merobek langsung gaun seksi Elisa. Elisa yang mendapat ciuman itu langsung membalasnya dan ikut membuka kemeja Steven dengan cepat tetapi sangat susah. Steven yang melihat kesusahan membuka kemejanya pun membuka sendiri serta celananya.
Setelah itu Steven langsung memasukkan miliknya. "Ehhh... Ssshh... Steve.. Sakit..." Ujar Elisa yang tiba-tiba merasakan sesuatu penuh didalamnya.
Steven tidak menghiraukan ucapan dari Elisa yang dipikirannya hanyalah hasrat yang terpenuhi. Steven terus memompa kejantanannya dengan cepat.
"Ahhh... Ahhh... Stev.. Fas... Fasterrrr.." Ujar Elisa yang merasa dirinya mau meledak mendapatkan pelepasan.
Steven yang mendengar permintaan dari Elisa langsung memompa keluar masuk dengan semakin cepat.
"Yess.. yesss... I wanna cum..." Ujar Steven dengan menggoyangkan pinggulnya cepat langsung mengeluarkan kejantanannya dari lubang hangat Elisa dan memainkan miliknya sambil mengeluarkan spermanya di atas perut Elisa dan berlanjut beberapa ronde karna Steven tidak puas jika hanya satu ronde.
Elisa yang sangat lelah jatuh tertidur. Steven pergi meninggalkan Elisa sendirian dikamar. Steven tidak pernah bermalam dengan wanita yang sudah ditiduri. Termasuk Elisa.
****
Steven yang sudah keluar dari hotel di sambut oleh asistennya Edgar. Coba kalian bayangkan jam dua pagi Edgar masih bekerja menunggu bosnya siap melakukan aktivitas olahraganya.
Edgar menjalankan mobil Bentley menuju Mansion Steven. Pagi harinya Steven sudah siap dengan setelah pakaian kerjanya lalu turun menuju meja makan untuk sarapan.
Di sana sudah terdapat Edgar yang berdiri di meja makan dan memberi ucapan "Selamat pagi Sr."
"Apa jadwalku hari ini?" Tanya Steven sambil memakan sarapannya.
"Hari ini ada jadwal pertemuan dengan investor dari Jerman dan ada meeting di perusahaan tentang pembangunan hotel kita di San Diego."
Sambil menyelesaikan sarapannya lalu pergi menuju kantornya.
Steven keluar dari mobilnya dan itu merupakan pemandangan yang indah buat kaum wanita yang bekerja disana karena dapat melihat sosok pria nomor satu di Amerika.
Steven yang sudah terbiasa dengan suasana seperti ini jalan tidak peduli dengan tatapan karyawannya. Steven orang tipe gila kerja di saat umurnya dua puluh dua sudah merintis usaha sendiri dan hanya butuh lima tahun sudah menduduki raja bisnis dunia.
Di ruang rapat
"Brakkk..." Steven memukul meja dengan keras dengan amarah berkata "Apa yang sedang kalian kerjakan selama ini? Kenapa hanya mengurus hal kecil ini saja butuh beberapa hari? Apa hal ini butuh saya turun tangan sendiri untuk mengatasinya?
"Kuberi waktu satu hari dan harus selesai. Edgar terus tinjau hal ini dan segera melaporkan." lalu bangkit berdiri melangkah keluar meninggalkan ruangan itu.
Edgar melihat bossnya marah besar, mengikuti dari belakang "Siapkan wanita untuk malam ini." Ucap Steven dan di anggukkan kepala oleh Edgar.
Di sebuah kamar Hotel
"Ahh... Ahh... Ah..." Suara erangan terdengar didalam kamar hotel.
"Oh.. Baby... Fas...ter..." Ucap wanita yang ada di bawah kungkuhan tubuh Steven.
Steven terus menggoyangkan pinggulnya maju mundur tanpa menghiraukan ucapan dari wanita yang tidak tahu namanya.
Wanita itu merasakan orgasme sambil memegang erat kedua tangan Steven yang bertumpu di kasur. Sedangkan Steven yang belum merasakannya bergerak lebih cepat lagi.
Dalam waktu beberapa menit Steven pun merasakan bahwa akan orgasme begitu juga wanita itu yang sudah ntah berapa kali mendapatkan pelepasapnnya.
"Arghhhh" Erangan dari mulut Steven tanda dia orgasme begitu juga dengan wanita itu.
Setelah itu Steven bangun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi memakai pakaiannya lalu mengeluarkan cek didalam jasnya dan melemparkan di ranjang tempat wanita itu tidur.
Beginilah Steven hidup hanya kerja dan menuntaskan hasratnya. Steven hidup sebatang kara sejak Orang tuanya sudah meninggal disaat usia dua puluh tahun. Dua tahun setelah itu dia merintis usahanya sendiri dari sisa uang dari orang tuanya.
Steven pernah mencintai seorang wanita tetapi wanita itu selingkuh dibelakangnya dikarenakan Steven yang sibuk dengan pekerjaan yang saat itu sedang merintis perusahaannya dan lebih memilih selingkuh dengan patner bisnisnya yang lebih kaya darinya.
Sejak kejadiaan itu Steven berubah menjadi Steven yang tidak punya hati, dingin dan kejam selalu meniduri wanita dan terakhir ditinggalkan.
Baginya semua wanita sama saja yang mereka butuhkan uang untuk membeli barang branded dan menyerahkan tubuh mereka dengan sukarela kepada siapapun dengan bayaran mahal.