Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

merkerius venus

Hengki_Henk_
--
chs / week
--
NOT RATINGS
22.7k
Views
Synopsis
kisah cinta seperti kiasan senja dan hujan...
VIEW MORE

Chapter 1 - kutitip surat itu kepadamu

 Akulah pengagummu nona..

 Selamat sore nona..

 Mungkin alismu akan bertautan saat

membaca tulisan ku ini.. Seorang yang

tak pernah bertegur sapa tiba tiba

mengirimkan surat kepadamu. Entah

ada

angin apa. Aku ingin saja bercerita

kepadamu. Ahh tak butuh anginkan

untuk sekedar merasakan ingin ?

sebenarnya aku malu untuk

menuliskan

ini, tapi hati begitu kuat memaksakan

akal, tangan dan fikiran untuk

menyampaikan segala kecamuk yang

ada

di dalam dada.

 Bagaimana kabarmu....?

 Masihkah kau sering duduk di

beranda

senja dengan segelas coklat panas?

Membiarkan pipimu merona seusai

meminum teguk demi teguk coklat

panas

yang kau seduh dengan takaran gula

satu sendok makan saja..kau pernah

menyampaikan kepada temanmu tentu

saja bukan aku.. Karna aku hanya

berani memperhatikanmu dari jauh

bahwa kau hanya mau meminum coklat

panas yang tidak terlalu manis dan

juga

tidak terlalu pahit, secukupnya saja .

Takaran satu sendok kau anggap

cukup

mewakilinya..

 Bagaimana kabarmu..

 Masihkah kau suka memandang

langit

malam . Mencari bintang venus yang

ditunjukkan ayahmu? Celingukan dari

sudut langit ke sudut langit yang lain.

Serasa Memicingkan mata yang bulat

untuk menerka. Apakah yang disana

adalah bintang venus. Lalu dengan

jemari mu yang lentik . Kau menggaruk

kepala yang tak gatal hanya

kebingungan untuk mencarinya.

(anyway

aku baru tahu belakangan ini kenapa

kau tak begitu suka memandangi langit

pada malam hari. Kau pernah

menuliskan

cerita di blogmukan? Tentu saja aku

membaca tak ada satu tulisanmu yang

terlewat. Atau justru kau sudah bosan?

Sebab beberapa minggu terakhir langit

begitu setia memuntahkan hujan).

Jangankan gemintang. Bapak penjual

nasi goreng yang sering lewat di

depan

rumahmu lalu kau memesan nasi

goreng

tanpa acarpun tak nampak batang

hidungnya..

 Bagaimana kabarmu?

 Masihkah kau membaca?

 Melafalkan paragraf paragraf buku

dengan mulutmuyang mungil tanpa

suara. Membaca setiap alinea dengan

alis bertautan lalu tersenyum seusai

mendapatkan makna. Apa aku harus

bercerita tentang senyummu? Satu

lengkung yang mampu meluruskan

banyak hal dalam hidupku. Mungkin

kau

baru tahu sekarang ,aku punya

selembar

fotomu saat kau tertawa dengan begitu

cerianya. Memamerkan gigi putih

berseri dengan bibir mungil berwarna

merah delima yang menggantung

cantik

di wajahmu. Maaf sudah mencetak

fotomu tanpa izin. Semoga saja kau

berkenan. Mungkin kau bertanya tanya

mengapa aku tahu tentang

keseharianmu. Tenang saja, aku tidak

membuntuti . Hanya saja orang yang

mengagumimu selalu ada punya cara

untuk mengetahui segala hal tentang

orang yang dikaguminya. Entah dari

media sosial , teman temanmu, atau

sesuatu yang kusimpulkan dari jauh.

Kau cukuplah lewati kebiasaanmu

seperti biasa dan aku akan tetap

memperhatikanmu dari jauh, tak peduli

perasaanku akan terbalas atau

tidaknya. Sebenarnya kita pernah

bertemu beberapa kali . Hanya saja

lidahku selalu dulu tecekal hanya

untuk

menyuarakan sapa. Maka biasanya aku

hanya memalingkan wajah ...untuk

sekarang perkenankan untukku

memperkenalkan nama yang tidak

terlalu

buruk sebagai pengagummu.. Namaku

coya...singkatnya...