Akulah pengagummu nona..
Selamat sore nona..
Mungkin alismu akan bertautan saat
membaca tulisan ku ini.. Seorang yang
tak pernah bertegur sapa tiba tiba
mengirimkan surat kepadamu. Entah
ada
angin apa. Aku ingin saja bercerita
kepadamu. Ahh tak butuh anginkan
untuk sekedar merasakan ingin ?
sebenarnya aku malu untuk
menuliskan
ini, tapi hati begitu kuat memaksakan
akal, tangan dan fikiran untuk
menyampaikan segala kecamuk yang
ada
di dalam dada.
Bagaimana kabarmu....?
Masihkah kau sering duduk di
beranda
senja dengan segelas coklat panas?
Membiarkan pipimu merona seusai
meminum teguk demi teguk coklat
panas
yang kau seduh dengan takaran gula
satu sendok makan saja..kau pernah
menyampaikan kepada temanmu tentu
saja bukan aku.. Karna aku hanya
berani memperhatikanmu dari jauh
bahwa kau hanya mau meminum coklat
panas yang tidak terlalu manis dan
juga
tidak terlalu pahit, secukupnya saja .
Takaran satu sendok kau anggap
cukup
mewakilinya..
Bagaimana kabarmu..
Masihkah kau suka memandang
langit
malam . Mencari bintang venus yang
ditunjukkan ayahmu? Celingukan dari
sudut langit ke sudut langit yang lain.
Serasa Memicingkan mata yang bulat
untuk menerka. Apakah yang disana
adalah bintang venus. Lalu dengan
jemari mu yang lentik . Kau menggaruk
kepala yang tak gatal hanya
kebingungan untuk mencarinya.
(anyway
aku baru tahu belakangan ini kenapa
kau tak begitu suka memandangi langit
pada malam hari. Kau pernah
menuliskan
cerita di blogmukan? Tentu saja aku
membaca tak ada satu tulisanmu yang
terlewat. Atau justru kau sudah bosan?
Sebab beberapa minggu terakhir langit
begitu setia memuntahkan hujan).
Jangankan gemintang. Bapak penjual
nasi goreng yang sering lewat di
depan
rumahmu lalu kau memesan nasi
goreng
tanpa acarpun tak nampak batang
hidungnya..
Bagaimana kabarmu?
Masihkah kau membaca?
Melafalkan paragraf paragraf buku
dengan mulutmuyang mungil tanpa
suara. Membaca setiap alinea dengan
alis bertautan lalu tersenyum seusai
mendapatkan makna. Apa aku harus
bercerita tentang senyummu? Satu
lengkung yang mampu meluruskan
banyak hal dalam hidupku. Mungkin
kau
baru tahu sekarang ,aku punya
selembar
fotomu saat kau tertawa dengan begitu
cerianya. Memamerkan gigi putih
berseri dengan bibir mungil berwarna
merah delima yang menggantung
cantik
di wajahmu. Maaf sudah mencetak
fotomu tanpa izin. Semoga saja kau
berkenan. Mungkin kau bertanya tanya
mengapa aku tahu tentang
keseharianmu. Tenang saja, aku tidak
membuntuti . Hanya saja orang yang
mengagumimu selalu ada punya cara
untuk mengetahui segala hal tentang
orang yang dikaguminya. Entah dari
media sosial , teman temanmu, atau
sesuatu yang kusimpulkan dari jauh.
Kau cukuplah lewati kebiasaanmu
seperti biasa dan aku akan tetap
memperhatikanmu dari jauh, tak peduli
perasaanku akan terbalas atau
tidaknya. Sebenarnya kita pernah
bertemu beberapa kali . Hanya saja
lidahku selalu dulu tecekal hanya
untuk
menyuarakan sapa. Maka biasanya aku
hanya memalingkan wajah ...untuk
sekarang perkenankan untukku
memperkenalkan nama yang tidak
terlalu
buruk sebagai pengagummu.. Namaku
coya...singkatnya...