Suasana kantin sudah riuh bila jam istirahat tiba.Aku sedang di kios bakso saat ini bersama teman sekelasku.Karin belum kelihatan.Kantin di sekolahku memang bentuknya berjejer.Paling pojok adalah kios seperti warteg tempat anak cowo berkumpul,sebelahnya kios jajanan,macam roti,kue,sosis atau otak otak,sebelahnya kios minuman dingin kemasan,sebelahnya kios indomie rebus dan siomay,sebelahnya kios bakso dan mie ayam,lalu sebelahnya kios es,yang menyediakan aneka minuman seperti es kelapa,es coklat,atau es jeruk.Lalu paling pojok kios nasi goreng.
Semua kios jajanan berjejer dan menyediakan bangku bangku dan meja sendiri sendiri diruang kiosnya.Aku berasa di kios bakso yang jadi favoritku.
"Eh,Queen si Nini kan jadian sama si Shyntia,anak kelas XI 2"kata Juwi teman sekelasku yang berbadan tambun.
"Shyntia yang dulu anak kelas X? dulu gue sekelas ma dia"kataku masih santai.
"Iya Queen kan emang dia"kata Juwi lagi.
Aku terdiam menanggapi.Mendadak aku tidak semangat memakan baksoku.
"Katanya nembaknya kemarin ya.Tapi yang nembak bukan Nino tapi si Shyntia"Kata Irma
"Elo tau Queen?"tanya Leha yang duduk disebelahku.
Aku menggeleng, "Gue ga tau,lagian urusan Nino"kataku sambil tersenyum.
Tiba tiba rasa nyeri menyerang lagi didadaku.
"Iya sih,elo mah sobatan doang sama Nino.Walaupun mesra trus.Disitu ada Nino pasti ada elo.Malah dulu gue kira elo pacaran ma Nino"cerocos Juwi dengan mulut penuh makanan.
Aku tersenyum canggung.
"Si Nino playboy gitu ya,cewe datang dan pergi.Cuma si Queen yang anteng deket dia.Eh elo ga coba pacaran ma orang Queen?"tanya Irma.
"Ga ada yang mau sama gue"keluhku
Mereka tertawa.
"Ya iyalah,mana ada kalo elo deket trus sama Nino.Cowo cowo juga geder mau deketin elo.Padahal kakak kelas ada yang suka tau sama elo"kata Leha.
Aku tiba tiba melihat sosok Nino menghampiriku.
"Non,gue cariin!"katanya sambil duduk disebelahku.
"Ngapain?"
"Mau nitip dompet sama handphone,gue mau tanding bola lawan anak XII IPS 2"katanya mengambil alih sendok di tanganku lalu mulai memakan sisa baksoku.
"No,elo jadian ya ma Shyntia?"tanya Juwi kepo.
"Kok tau? gosip cepet banget ya"katanya cuek tetap makan baksoku.
"Ino,Shyntia bukan sekelas ya ma kita pas kelas X?"tanyaku meyakinkan.
"Iya kan duduknya depan gue Non,dari kelas satu dia suka ma gue.Tapi ga gue tanggepin"
"Trus kok sekarang elo terima"
"Kan gue lagi ga punya pacar.Sayang Non,Shyntia juga cakep"katanya meminum es ku
Aku dorong bahunya.
"Pesen sih,bakso sama es gue itu,Ino Ino"kataku kesal
Nino cengar cengir.
"Males ah ngantri.Elo aja yang pesen lagi.Enak ya bakso pake indomie gini,gue jadi ga perlu makan bakso rasa cuka.Elo kan doyan banget asem.Kalo maag elo kambuh aja ribet"kata Nino setelah menghabiskan bakso dan minumku juga.
Aku merengut kesal.Nino bangkit lalu mengeluarkan dompet dari saku belakang celananya.
"Bayar tuh,gue gantiin"Nino meletakkan uang pecahan dua puluh ribu padaku.
"Man ada dua puluh ribu"
Lah gue makan cuma setengah"katanya sambil mengacak rambutku
"Ino,ih rambut gue berantakan"kataku kesal.
"Bukan masalah gue.Nih handphone sama dompet gue.Pegangin sampe pulang baru gue ambil"katanya sambil meletakannya di meja.
"Gue ga mau nunggu elo main bola ya,gue mau pulang"jeritku karena Nino sudah berlalu.
"Tungguin,kalo ga elo gue cium"jeritnya mengancam.
Aku merengut kesal. Teman temanku tertawa memperhatikan kami.
"Mana ada kan temenan kaya gitu"ledek Juwi.
"Elo berdua kelewat mesra Queen"Leha nimbrung.
"Berbagi makanan berbagi sedotan,terus berbagi cinta"ledek Irma menyebalkan.
Aku bangkit kesal dari bangkuku,"Gue ke kelas duluan ah"
Mereka tertawa.Aku membayar baksoku dan minumanku.Aku kantongi handphone dan dompet Nino di saku rokku.Rasa suntuk melandaku.Saat aku melewati lapangan aku melihat Nini sedang bercanda dengan teman temannya.Dia melihat ke arahku lalu melambaikan tangan. Aku hanya melengos dan dengan konyol nya dia malah terbahak.Menyebalkan.
*****
Aku tergopoh gopoh ke kelas Nino."Rin,Nino mana?"tanyaku saat melihat karin keluar kelas.
"Dari jam terakhir ga masuk kelas"
Aku mendengus kesal.
"Queen tas Nino nih,orangnya dikantin kali"kata Deni teman sebangkunya.
Aku menerima tas ransel Nino."Thanks's Den"
"Ayo Queen elo mau balik ga?"kata Karin
"Temenin gue dulu ke kantin Rin. Tas,handphone,sama dompet Nino ama gue"
"Ya udah ayo"
Aku dan Karin beriringan menuju kantin.Tujuanku kantin paling pojok tempat Nino biasa kumpul.Masih banyak anak anak cowo berkumpul di sana sambil merokok.
"Queen,pulang yuk,babang anter"tegur cowo cowo menggodaki.
Aku hanya tersenyum menanggapi.Saat aku masuk kios,aku dapati Nino sedang mojok dengan Shyntia.Nino memeluk Shyntia dari samping posisi duduk Nino ngangkang di kurai kayu panjang.Dia mengungkung tubuh Shyntia.Dia sedang sibuk menciumi Shyntia.
Aku menunduk melihat pemandangan itu.Karin meremas tanganku pelan.Aku menatap Karin sambil tersenyum tipos,Karin meringis menatapku balik.
"Ino"
"Non,elo mau pulang?"
"Hai Queen"sapa Shyntia ikut bangkit
"Hai,nih No barang barang elo"
"Elo mau pulang?"
"Iya,gue bareng karin aja.Duluan Shyn"
Shyntia mengangguk.Aku dan Karin beriringan menuju keluar sekolah.
"Queen,Nino dibelakang kita sama Shyntia"bisik Karin.
"Biarin aja"
Aku keluar gerbang dan berniat naik angkot dengan Karin
"Naik taksi aja Non,panas"suara Nino terdengar dibelakang
Aku dan Karin menoleh.Aku melihat Shyntia sedang menunggu Nino diparkiran motor.Sedang Nino mendekat ke arah ku
"Gue naik angkot aja,ada Karin"
Nino hanya tersenyum lalu menyetop taksi.Dia membuka pintu taksi.
"Jalan Hanila 3 pa.Kembalinya tar kasih dia aja"kata Nino sambil menyodorkan uang pecahan seratus ribu.
Nino menutup pintu depan taksi dan membuka pintu bagian penumpang.
"Masuk Kar,Non!kata Nino
Karin mendahului masuk ke dalam taksi.
"Masuk Non,panas.Sory ga bisa anter.Gue mesti anter Shyntia"Nino mendorong bahuku.
Aku hanya diam.
"Buruan panas"katanya sambil mencium pipiku kanan kiri,"nanti malam gue telepon" lanjutnya sebelum menutup pintu.
Taksi berlalu.Aku menoleh ke belakang,masih aku lihat lambaian tangan Nino.Aku berbalik dan menghela nafas.
"Masih kuat lo suka sama dia?"tanya Karin.
Aku diam
"Gue kadang heran ma elo deh Queen.Udah tsu tuh laki banyak banget minusnya masih aja elo suka"keluh karin lagi
"Udah sih Kar"
"Udah apa? move on,jauh jauh dari dia,cari cowo lain.Bisa mati berdiri kalo gini trus.Gue sih ogah"kata Karin.
Aku tersenyum
"Dia yang ga mau jauh dari gue Kar,bukan gue ga mau"keluhku
Karin mendengus kesal.
"Iya sih gue juga bingung,di bilang ga suka ma elo tapu mati matian nempelin elo trus,kalo di bilang suka tapi dia pacaran sana sini,mau nya apa sih si Nino"
"Jangan tanya gue Kar"
"Elo cuma punya dua pilihan Queen"
"Apa?"
"Ya elo bertahan tanpa ngeluh,atau elo tinggalin tapi harus ngerasa sakit"cetus Karin.
Aku tertawa sambil menoyor kepalanya.
"Itu mah gue tau pea,kirain elo ada saran lsin.Kalo yang elo bilang tadi orang moron juga tau"kataku galak.
Karin mengusap kepalanya sambil merengut.
Ya seperti yang Karin bilang,aku memang ga boleh mengeluh kalo aku memilih bertahan.Sudah cukup sering sebenarnya aku melihat Nino bermesraan sama cewe.Berarti sudah cukup sering juga aku merasa sakit hati.
Kalian pasti ga tau rasanya.Dada tuh rasanya nyeri,nafas mendadak sesak.Belum lagi lutut rasanya lemas dan terakhir mata rasanya sakit nahan tangis.Rasa itu di perparah dengan harus berusaha kelihatan baik baik saja.Aku harus memasang ekspresi palsu.Tersenyum palsu sambil menekan rasa perih yang terasa di dada.