Tiga orang siswi berjalan sembari bergurau melewati koridor SMA mereka menuju surga para siswa, kantin. Padahal, bel tanda masuk sudah berbunyi. Namun kesenangan dan kedamaian mereka berhenti ketika sebuah teriakan mengema dikoridor.
"Hey! Kalian! Mau mbolos lagi!?" teriak seorang Pria tua yang merupakan guru BK di SMA Harapan Bangsa. Mendengar harimau hendak mengamuk ketiga siswi tersebut langsung berlari sembari tertawa.
"Ihh gila! Pak Ucup ngejar kita lagi sob!" kata seorang gadis berambut sebahu, Adelia Faraniza.
"Yeuu nggak ada kerjaan sih tuh pak botak hhh" timpal gadis bermuka tirus, Agneta Laurinda.
"Beuhh nistain kok dibelakang gini nih harusnya WOY PAK UCUP BOTAK KURANG KERJAAN APA" Teriak seorang gadis berambut panjang dengan pipi sedikit berisi, Acelin Angela.
"ACELIN!!!" teriak Pak Ucup menambah kecepatan lari.
"Parahh lo Cel hhh" tawa Adel.
"Acel mah bar-bar hhh" tawa Neta.
"Duhh kayak nggak tau Acel aja, acel mah takutnya cuma sama Allah" seringai Acel disertai nyengir kudanya.
Merasa Pak Ucup semakin dekat mereka menambah kecepatan lari hingga berbelok dikoridor samping.
Brukkk...
Mereka bertabrakan dengan empat orang laki-laki, 'ganteng' kata itu yang mendefinisikan empat pria tersebut.
Acel, Adel dan Neta langsung jatuh terduduk dilantai sementara keempat
Laki-laki tersebut hanya mundur beberapa langkah.
"Aduhhh" ringis Acel sambil mengelus pantatnya.
"ACEL, ADEL, NETA!!!" teriak Pak Ucup dibelakang mereka bertiga.
"Mampus!" teriak bertujunya bersama, kenapa bertujuh?.
"Aduhhh ketemu Pak Botak" rutuk salah satu dari Keempat laki-laki tersebut.
"TIAR, RYAN, EFIN, ALVEN!!!!, KALIAN MAU MBOLOS JUGA?" teriak Pak Ucup geram pada keempatnya.
"Ehhh nggak kok Pak ganteng" rayu salah satunya, Ryan Rahardian.
"Iya Pak kita mau masuk kelas kok" bela seorang laki-laki disamping Ryan, Dhefin Barry.
"Masak sih, katanya kita mau keluar" jelas laki-laki disamping Efin dengan muka polosnya, Malven Ishara.
"Bego" umpat Laki-laki dengan tampang sok Coolnya, Bachtiar Juliano Aliando.
"Alven!!!!" teriak Ryan dan Efin bersama.
"Jangan alesan kalian, Bapak tau kalian mau mbolos juga kan Ayo ikut Bapak!" perintah Pak Ucup tegas.
Melihat kesempatan emas Acel langsung menggandeng Adel dan Neta untuk kabur.
"ACEL! JANGAN KABUR KAMU!" teriak Pak Ucup garang.
"Yeu kok kita juga Pak, bukannya yang ikut cuma mereka berempat" kata Acel sambil melipat tangan didepan dada.
"Maksud Bapak-" belum selesai Pak Ucup bicara namun mereka semua sudah melesat melarikan diri.
"HEY! KALIAN! NGGAK BERHENTI BAPAK PANGGILIN ORANG TUA KALIAN SEKARANG!!" ancam Pak Ucup geram dengan tingkah muridnya yang sudah melebihi rata-rata.
Mendengar ancaman Pak Ucup mereka langsung membeku dan berbalik arah.
"SINI! IKUTIN BAPAK!" titah Pak Ucup sambil mengelus kumis lebatnya.
"Bakalan hancur nih masa depan" gerutu Neta sambil menunduk.
"Lebayy" ejek Ryan.
"Apaan sih lo upil kudanil!" teriak Neta pada Ryan.
"Ihhh malah brantem bego! Buruan nanti tambah hukuman lagi" kesal Acel.
"Sok banget" gumam Tiar namun sampai ditelinga Acel.
"Apa lo bilang? Sini ayo war aja!" kekesalan Acel mulai sampai ujung kepala.
"Kenapa kalian malah berantem! Bikin bapak pusing aja! Ayo!" Marah pak Ucup kesekian kalinya.
********
Kini mereka Bertujuh sudah berada dilapangan utama SMA Harapan Bangsa dibariskan rapi dibawah tiang bendera, siap mendengarkan amukan Pak Ucup.
"Acel, Adel, Neta!" teriak Pak Ucup.
"Hadir Pak!" balas Acel dengan wajah polos-polos ngeselin.
"Acel!" teriak Pak Ucup.
Tiar,Ryan,Efin,alven, adel dan neta langsung tertawa mendengar balasan Acel.
Melihat lirikan Pak Ucup mereka langsung terdiam menahan tawa.
"Kalian ini cewek juga kok malahan pakei acara mbolos terus!" amuk Pak Ucup.
"Yah apa bedanya Pak? Bolos nggak kenal gender" balas Acel, ya Acel ini memang tidak tau waktu bergurau.
"Sekali lagi kamu ngomong bapak buang kamu ke ragunan!" ancam Pak Ucup.
Membuat semua tertawa.
"Yeu si Bapak nanti Acel ketemu kembaran Bapak dong!" ejek Acel pada Pak Ucup membuat semua tertawa.
"ACELIN ANGELA!" geram Pak Ucup
"Bego dipelihara!" ledek Tiar sambil tersenyum tipis.
"Dihh apaan lo tuh bego" kesal Acel pada Tiar.
"Ihh udah Acel, pokoknya bapak bakal hukum kalian semua! Anak bandel satu komplotan!" Pak Ucup sudah lelah permirsa.
Tiar mengangkat tangan membuat semua menoleh padanya.
"kamu kenapa?" sinis Pak Ucup.
"Ralat pak kami nggak sekomplotan tuh sama mereka" jelas Tiar sambil menunjuk Acel, Adel dan Neta.
"Iya Pak" kata Ryan, efin, dan alven bersamaan.
"Ya terserah, kalian sih sama-sama bandel heran bapak tuh, kok anak bandel kayak kalian bisa masuk kelas IPA sih!" heran Pak Ucup sambil memijat keningnya.
"Ya karena kita pinter lah Pak!" teriak Acel, Adel dan Neta bersama.
"Ihh sudah-sudah! Bapak hukum kalian lari keliling lapangan sebanyak 15 kali, Se-Ka-Rang!!!!!" teriak Pak Ucup.
"Tapi pak-! " rengek Adel.
"Cepet laksanakan atau bapak tambah!?" tanya Pak Ucup sebal.
"Ehhh-eh laksanakan Pak!" teriak mereka bersama sambil mulai berlari.
"Gara-gara lo nih ahh!" kesal Acel pada Tiar, yah memang mereka berlari dengan posisi Tiar didepan Acel.
"Kok gue!?" heran Tiar.
"Ya kalau Acel nggak nabrak lo sama temen lo pasti Acel sama temen-temen nggak akan ketangkap Pak Ucup!" kesal Acel.
"Yang ada gue yang sial ketemu lo sama temen-temen lo!" sinis Tiar kemudian menambah kecepatan larinya.
"Ihhh Sebel!" gerutu Acel sambil berlari mengejar Adel dan Neta.
Begitulah pagi Acel, Adel dan Neta, kejar-kejaran dengan Pak Ucup dan dihukum bersama empat cowok pembawa sial. Benarkah pembawa sial!?.