To watch his steps, let the enemy get closer to you
............…
Dengan langkah panjang dan wajah gusar, Nikolai Petrov segera masuk ke dalam ruang kerjanya diikuti dengan Taran yang kini sibuk mengompres wajahnya sendiri dengan sekantung es batu. Sudut kanan mulutnya masih terlihat bengkak dan memar akibat pukulan Dimitri barusan.
Sialan! Tak disangka pukulan bocah itu ternyata kuat juga! Rutuk Taran di dalam hati.
Begitu mereka berdua sudah berada di dalam ruangan, dengan cepat, Nikolai langsung menutup pintunya.
"Apa-apaan ini, Taran??!!" Bentak Nikolai tanpa tedeng aling-aling. Sebenarnya, ketika ia menyuruh Taran untuk mengikutinya, tidak lain tidak bukan adalah untuk menghindari pertengkaran lebih lanjut diantara kedua kakak beradik tersebut.
