"Kau?"
Sosok pemuda yang disapanya tersebut hanya kembali tersenyum jahil sambil menatap ke arahnya.
"Kurasa aku harus berterimakasih pada takdir karena telah mempertemukan kita berdua lagi…"
Cih! Takdir apanya?? Gumam Mila kesal sambil mengambil paper bagnya.
"Kau sengaja menguntitku kan?" tanya Mila dengan nada sewot dan sorot mata yang menatap tajam kea rah Dimitri.
"Ya ampunnnnn, galak sekali sih….ckckckckckck…"
"Aku ke sini hanya untuk membeli roti karena kudengar semua roti buatan toko ini enak sekali…"
"Mereka sama sekali tidak pernah menyimpan roti sisa. Dipanggang hari ini dan biasanya langsung terjual habis sore ini juga. Benar kan?"
Mila menghela nafas panjang dengan berat hati. Sejujurnya ia sama sekali tidak menyukai pemuda ini, tapi apa yang dikatakannya barusan memang benar. Itulah sebabnya ia selalu membeli roti di toko ini karena semua roti yang dijualnya selalu baru. Dan jika ada roti yang tersisa, maka sang pemilik toko akan membawanya pulang.
