Arissa terlongo saat melihat bangunan aula yang dulunya megah, kini sudah hampir hancur tak bersisa dengan berbagai puing-puing yang ada di sekitarnya. Bau asap dan debu mesiu tercium di mana-mana sementara api menyala di beberapa tempat.
Tempat itu telah benar-benar berubah menjadi medan perang yang sesungguhnya. Teriakan panik terdengar di mana-mana dengan banyak orang yang berusaha untuk menyelamatkan diri. Mayat-mayat tentara berserakan secara acak dengan mata terbuka dan sebagian tubuh mereka hancur berantakan. Bau anyir darah dan daging gosong tercium jelas di udara.
"I…. Ini….."
Arissa tak bisa berkata-kata. Pikirannya linglung dengan pemandangan yang sangat mengerikan di hadapannya.
Sementara pria brewokan yang membawanya menepuk-nepuk punggungnya. Mencoba untuk menenangkan dirinya.
"Kau tidak apa-apa, Nona ?"
"GURUUUUU!!!!
Arissa menoleh kea rah asal suara.
Octarina…