Jika dibandingkan dengan café-café lainnya di luar, café di area militer ini lebih mirip dengan suasana kedai atau kantin biasa. Dengan warna dinding putih kusam yang sudah terlihat lusuh dengan hiasan kain loreng-loreng khas militer yang menunjukkan identitas café tersebut tidak biasa. Sangat sederhana dengan dekorasi seadanya dan lagu-lagu local yang terdengar norak bagi telinga Jacob. Rasa makanannya pun termasuk standar, tapi karena perutnya lapar, ya sudah….mereka berdua tidak punya pilihan lain.
"Jadi, paman setuju pada mereka berdua?" tanya Jacob dengan nada menyelidik.
Mulutnya sibuk mengunyah kentang goreng dan sosis yang dipesannya barusan.
"Maksudmu? Cristan dan Arissa?" tanya Jose sambil mengkonfirmasi pertanyaan Jacob.
"Yah, siapa lagi lah…" balas Jacob ketus.
Jose hanya tersenyum simpul saat mendengar omelan Jacob dan membalas.
"Karena hanya Cristan yang dapat melindungi ibumu, Jacob…"