Sandra sedang mematut dirinya di dalam cermin sambil mengagumi kecantikan wajahnya sendiri. Ia tersenyum bahagia. Sudah beberapa hari ini, ia tidak melihat keberadaan Arissa di Fashion Blast. Walaupun Cristan juga tidak kelihatan, tapi hal itu tidak menjadi masalah untuknya. Ia masih berkomunikasi dengan kakak kelasnya itu walaupun reaksi Cristan tidak sesantai biasanya. Dalam pikirannya, seiring berjalannya waktu, ia bisa membayangkan dirinya berjalan berdampingan dengan pemuda tampan tersebut. Sementara, Arissa…hah! Pelacur jalang itu pasti sedang menangis ketakutan saat tubuhnya dicabuli berkali-kali oleh para bandot tua tersebut.
Sandra tidak bisa menahan tawa kemenangannya ketika tiba-tiba telepon genggamnya berbunyi.
Nama Kak Cristan Sayangku tertulis di layar teleponnya besar-besar.
Melihat nama tersebut, senyum di wajah Sandra semakin lebar. Cepat-cepat ia angkat telepon itu dan menjawabnya dengan suara semanis mungkin.
"Kak Cristan?"