Jojo mengerjapkan matanya dengan cepat beberapa kali tanda tak percaya. Ia merasa kalau telinganya baru salah mendengar tadi.
Sebentar….. sebentar…
Ini masih Arissa kan? Ini masih Arissa yang sama yang sudah dikenalnya dari sepuluh tahun yang lalu kan? Ini masih Arissa yang dulu terkenal dingin dan tak terjamah itu kan? Yang paling anti dengan laki-laki kan? Sekarang?
"Tinggal bersama??" Jojo balik bertanya dengan nada tak percaya.
Bagaimana bisa?
"Ceritanya panjang…" balas Arissa serba salah sambil menghela nafas panjang. Ia benar-benar malas kalau harus bercerita panjang lebar pada sahabatnya yang satu ini karena Jojo pasti akan membanjirinya dengan ribuan pertanyaan yang tak akan habis seperti air bah. Duh….
"Eh… mumpung kau sudah datang, ayo kita pergi sekarang ke panti asuhan…"
Arissa tiba-tiba mengalihkan perhatian Jojo yang sedang bersiap-siap untuk meluncurkan rentetan pertanyaannya sambil menutup mulut Jojo dengan sangat sigap.
"Hmmmphhh..hmphhh.." Jojo berjuang keras untuk melepaskan diri sementara Cristan hanya menonton adegan konyol yang ada di hadapannya dengan tatapan malas.
"Kenapa buru-buru? Bukannya kau harus mengajak tamumu berkeliling sebentar?" pancing Cristan pada Arissa dengan tatapan penuh arti sementara Arissa balik menatapnya dengan sewot. Hush! Diam kau!
"Kita pergi sekarang ya? Yuk… "
Tanpa banyak basa basi lagi, Arissa segera menarik tangan Jojo keluar supaya mereka berdua tidak berlama-lama lagi di sana.
Mudah-mudahan kalau sore ini mereka berdua sudah pulang kembali ke apartemennya, Cristan sudah tidak ada. Arissa benar-benar berharap supaya pemuda itu pergi keluar dulu entah ke mana.
"Eh, tunggu…aku ikut dongg…"
Tubuh Arissa membeku sesaat ketika ia mendengar suara manja dari arah belakangnya. Ia sedang berusaha keras menarik Jojo untuk segera sampai ke mobilnya ketika Cristan tahu-tahu sudah menyusul mereka berdua dan mengunci apartemen sambil tersenyum lebar. Ia menoleh ke belakang dan sekali lagi, matanya tersihir dengan sebuah pemandangan yang luar biasa.
Raut wajahnya bersinar-sinar di bawah matahari dan entah bagaimana, dalam waktu singkat tersebut, ia sudah berhasil mencukur kumis dan jenggotnya sampai bersih sehingga mampu menampilkan personanya sebagai seorang pria terpelajar. Jauh berbeda dengan image sehari-harinya yang lusuh dan terlihat sebagai seorang bad boy. Rambut sebahunya juga sudah diikat ke belakang sementara ia memakai kemeja katun dengan warna putih yang dibiarkan setengah terbuka dan menampilkan warna kulitnya yang kecoklatan. Celana jeans biru yang digunakan menambah kesan casual pada dirinya.
Arissa perlu waktu selama beberapa menit untuk memproses permintaan Cristan di dalam otaknya.
"Tidak…" balas Arissa tegas tanpa basa-basi.
Dia mau apa lagi sih? Tanya Arissa kesal di dalam hatinya.
"Ah ayolah….. Aku libur hari ini dan tidak ada yang harus kukerjakan di apartemen. Boleh ya?" Cristan mulai mengeluarkan jurus rayuan gombalnya pada Arissa yang masih tampak sangat tidak nyaman dengan dirinya.
Arissa baru saja membuka mulutnya untuk kembali menolak permintaan Cristan ketika sebuah suara mendahuluinya untuk menjawab dari arah samping.
"BOLEHHHHH… BANGETTTTT!!!"
Arissa melotot sewot ke arah Jojo yang saat ini juga sedang memandang ke arah Cristan dan kembali memandang ke arah Arissa sambil tersenyum simpul. Sebuah tatapan super jahil muncul di matanya. Tatapan itu berkata…. Kau-Harus-Menceritakan-Semuanya-Padaku.
Sementara Arissa menatap balik ke arah Jojo dengan tatapan…. Awas-Kau-Nanti!!
Jojo hanya terkikik geli saat Arissa menatapnya seperti itu. Pandangan "Pembunuh Arissa Level Dewa Neraka" sama sekali tidak mempan padanya. Ia sudah mengenal Arissa luar dalam seperti telapak tangannya sendiri. Tatapan dan sikap dongkol Arissa berarti ada sebuah cerita atau rahasia menarik bagi telinga Jojo yang doyan gossip hangat!
Sementara Cristan tersenyum senang sambil bersiul-siul riang dan segera memasuki mobil Jojo. Ia senang karena ia tidak perlu sendirian di rumah hari ini. Ia benci kalau ia harus menghabiskan waktu tanpa siapapun di dalam apartemen. Rasanya pasti sepi sekali…
..............
Di sepanjang perjalanan menuju ke panti asuhan Suster Hua, Arissa hanya berdiam diri dengan hati dongkol sementara Cristan dan Jojo sibuk bercanda dan tertawa seperti sepasang teman lama.
Cristan benar-benar bisa berbaur dan bergaul dengan Jojo yang baru saja bertemu dengannya. Jojo juga malah merasa akrab sekali dengan Cristan. Hanya Arissa yang duduk diam merana sambil sibuk mengamati pemandangan di luar jendela.
Sampai akhirnya pertanyaan itu keluar juga.
"Jadi… sudah berapa lama kalian bersama?" tanya Jojo langsung. Ia sama sekali tidak menyembunyikan nada jahil dalam suaranya.
"Emmmmm….. sebulan?" balas Cristan tak kalah jahil.
Walaupun terlihat acuh, Cristan sebenarnya sedang mengamati reaksi wajah Arissa atas jawaban spontannya tadi.
WHATTTT??? Sebulan???