Chereads / CERITA PENDEK / Chapter 2 - Sahabat sehidup semati

Chapter 2 - Sahabat sehidup semati

Suatu hari di sebuah kelas dalam satu sekolah terdapat sepasang sahabat yang bernama Dika dan Ana. Mereka selalu bersama dan terus bersama sepanjang waktu. Rumah mereka memang berbeda komplek. Tapi, setiap hari Dika rela menjemput dan mengantar Ana setiap hari karena persahabatan mereka.

Suatu ketika ada seorang siswi baru di kelas itu bernama Nadia. Di hari pertama memang Ana dan Dika tidak menghiraukannya. Tapi, di hari selanjutnya Dika mulai mendekati Nadia dan berubah sikapnya terhadap Ana. Dika tidak pernah lagi menjemput dan mengantar Ana, tidak pernah bersama lagi dengan Ana dan bahkan Dika jarang sekali untuk berbicara dengan Ana.

Ketika Ana bertanya kepada Dika jawabannya juga sama. "lu kenapa sih, ka?" tanya Ana. "gua nggak apa apa kok" jawab Dika. "lu nggak nyadar apa sih kalo sifat lu itu berubah ke gua semenjak ada Nadia!" terang Ana. "ah terserah lu mau ngomong apa nggak penting!" jawab Dika lalu pergi. Ketika Dika pergi Ana seperti mempunyai firasat akan terjadi sesuatu pada Dika, maka Ana pun mengikutinya.

Ternyata benar, ketika Ana baru saja beberapa langkah mengikuti Dika ia melihat sebuah kejadian yang tidak akan pernah dia lupakan seumur hidupnya, Dika tertabrak mobil dan terseret sejauh beberapa meter. "Dika…" Ana berteriak ketika melihat kejadian itu. Teman-teman dan guru-guru Ana lalu membantu Dika dan membawanya ke Rumah Sakit.

Tidak lama kemudian dokter yang menangani Dika keluar dan memberitahu bahwa Dika mengalami kelumpuhan. Beberapa hari kemudian Dika sudah bisa pergi ke sekolah. Namun ia harus menggunakan kursi roda untuk beraktifitas. Di sekolah, orang yang pertama kali dia cari adalah Nadia. Tapi, saat bertemu dengan Nadia, Dika malah diabaikan oleh Nadia.

"Nad…!!!" Begitulah teriakan Dika saat memanggil Nadia. "emm… Wan sorry ya gue harus pergi". Begitulah setiap Dika ingin berbicara dengan Nadia dia selalu menghindar. Lalu, Dika sadar bahwa orang yang selama ini dia beri perhatian bahkan tidak ingin berbicara dengannya setelah dia sakit. "mungkin, cuma Ana yang sayang sama gue. Gue harus minta maaf sama Ana". Begitulah saat Dika bergumam dalam hatinya.

Dika tahu bahwa tempat kesukaan Ana di seluruh tempat di sekolah itu adalah di Perpustakaan. "Ana…" panggil Dika. "eh Dika kamu ngapain di sini, Nadia mana?" tanya Ana. "aku mau minta maaf sama kamu, sekarang aku sadar cuma kamu sahabat sejatiku…!" jawab Dika. "iya, aku udah maafin kamu kok!" jawab Ana.

Dan mereka bukan hanya kembali menjadi sahabat sejati. Tapi, menjadi sahabat sampai mati.

Penulis : Sandika Wandara

WhatsApp: 085838383359