Belle, cewek metropolis berambut sebahu ini terlahir dengan sangat sempurna. Bisa dibilang Tuhan sangat baik kepadanya sehingga hari-hari yang dia lalui selalu berpihak padanya. Contohnya hari ini, dengan menenteng tas Gucci kesayangannya, dia berjalan bak super model menyusuri jalan ibu kota dengan dipenuhi decak kagum para kaum pria. Tubuhnya yang tinggi, kulitnya yang putih, berparas cantik dan yang paling utama dia terlahir sangat kaya. Yaah.. Wajarlah dia sangat di kagumi baik pria maupun wanita.
Dia pun melangkah menuju ke arah bangku taman dan segera duduk sembari menunggu temannya. Dia merasa ada hal yang membuatnya tidak tenang duduk disana. Seperti ada yang mengamatinya dari bangku taman sebelah.
Pantas saja, seseorang memperhatikan dia sedari tadi. Pria berpakaian rapi menggunakan jas, kacamata, bahkan topi serba hitam itu membuatnya was-was.
Waktu menunjukkan pukul 12.30, hampir setengah jam dia menunggu temannya datang. "Aisssh.. Sampe kapan nunggu kayak gini? Udah panas..! duh.. Kenapa ketemuannya gak di mall aja sih.. Huft" omel belle sembari mengibaskan rambut pirangnya.
Dia semakin takut karena pria itu tidak beranjak dari tempat duduknya.
"Siapa yang dia tunggu? Kenapa terus ngeliatin? mencurigakan sekali" lirih belle.
Lama kelamaan belle sangat tidak nyaman, dan akhirnya dia pun memberanikan diri untuk bertanya. .
"Apa yang kamu lihat? " ujarnya sembari menatap sinis ke arah pria itu. Pria itu hanya diam tanpa menjawab satu kata pun. Belle kemudian berdiri dengan Angkuh dan berkata "saya tanya sama kamu! Tuli kah? " sembari bertolak pinggang dia mengamati pria itu yang tidak menunjukkan ekspresi apapun. Belle menunggu jawaban pria itu. Dia pun mulai sangat marah dan akhirnya pergi menjauh dengan kesal. "Baru kali ini dicuekin cowok. Nyebelin banget! " tambahnya.
Dia pun memutuskan pulang dengan mood yang kacau.
Setibanya dirumah.
"Sudah jalan cape-cape! Yang ngajakin ketemuan gak dateng.. Eh malah ketemu orang aneh! " ujar belle sembari melemparkan tas di atas kasur miliknya. Dia pun merebahkan tubuhnya dan mulai mengantuk. Matanya sedikit demi sedikit menutup. Hingga dia akhirnya terlelap.
Teng. Teng. Teng. Teng.
Bunyi lonceng terdengar ditelinganya. Dia membuka matanya sembari melihat disekelilingnya. Tanpa sadar dia sudah berada di tempat yang berbeda. "Kasur siapa nih? " katanya heran. Dia beranjak dari tempatnya, dan mencoba mengamati seluruh barang yang disekelilingnya. "Astaga... Ini dimana? " tambah belle ketakutan. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat kearahnya. Belle semakin takut dan mencoba bersembunyi. tubuhnya yang kecil mencoba bersembunyi di bawah kolong ranjang.
Tidak lama kemudian, sepasang kaki mulai terlihat mendekat menghampiri sisi ranjang. Dag dig dug.. Suara jantung belle seakan terdengar sampai keluar. Dia pun berusaha menutup mulutnya, ketakutan. Sepasang kaki itu terlihat mondar mandir seakan sedang mencari "mangsa" yang tiba tiba menghilang. Belle semakin ketakutan, dia memejamkan matanya berharap semua ini hanya mimpi. Saat dia merasa sosok itu sudah tidak terlihat, menjauh di balik pintu. Dia mulai merasa lega dan bernafas. "Ya Tuhan... Syukurlah.. ".
Belle pun perlahan keluar dari tempat persembunyiannya. Dengan hati yang kacau dia mencoba berdiri sambil merapikan baju dan rambutnya. Sekali lagi dia berkeliling mengitari kamar tersebut. Melihat foto, pajangan, artefak kuno yang belum pernah dia lihat. "Orang seperti apa yang tinggal di rumah seperti ini? Tanpa tv, ac, bahkan ventilasi udara"ujarnya sembari membuka sebuah lemari.
"Oh Tuhan... "Sambungnya terkejut melihat isi lemari tersebut. Dia pun membongkar seluruh isi lemari itu dengan perasaan campur aduk. "Ini tidak mungkin! Bagaimana bisa orang ini mirip sekali denganku?! " ujarnya mengamati sebuah foto seorang wanita memakai gaun kuno yang sangat mirip dengannya.
Tiba-tiba pintu terbuka lebar, dan sang tuan rumah mengagetkan belle yang sedang tertegun. Jantungnya seakan mau copot, matanya terbelalak, tubuhnya bergetar melihat sosok itu mulai mendekatinya. Dengan tubuh yang tinggi, gagah, dan memakai pakaian serba hitam mendekati tubuh belle yang mematung. Bibirnya tak mampu bicara, sosok itu menatapnya dibalik kacamata hitamnya.
Belle terus diam, dan akhirnya dia pun pingsan.
Sosok itu dengan tanggap menangkap tubuh belle dan membaringkannya ke ranjang.