Chereads / Cinderella Love Story / Chapter 3 - Bab 3 Kampus

Chapter 3 - Bab 3 Kampus

Bab 3 Kampus

Pagi hari Kayla sudah merapihkan tempat tidurnya. Dia mengambil roti yang ada di meja belajar dan menambahkan susu kental manis coklat kesukaannya. Dia bersiap untuk pertama kalinya kuliah di Jakarta. Kayla mengambil jurusan Sastra dan dia sekarang sudah masuk semester empat.

Saat pertama kali melangkahkan kaki masih ke Universitas, jantung Kayla berdegup dengan sangat cepat. Dia berjalan sambil melihat sekeliling dan memeluk map di atas dadanya yang berisi berkas-berkas pindahan dia dari kampus yang lama.

"Kayla!" teriak seorang lelaki di belakangnya. Kayla merasa aneh, siapa yang mengenali dia di sini. Kayla pun membalikkan badannya ke belakang.

"Deni! Kok kamu bisa di sini?" tanya Kayla heran.

"Mestinya gue yang nanya, ngapain lo ada di kampus gue?"

"Oh … ternyata kamu kuliah di sini juga? Ini mau masukin berkas pindahan aku," jawab Kayla sambil menunjukan map yang ada di atas dadanya.

"Oh … Gitu. Ya udah gue anter yuk!" Kayla mengangguk tersenyum.

Selama perjalanan, Keduanya asik ngobrol sambil berjalan. Sampai-sampai mereka tidak menyadari ada orang di depan mereka.

"Aaaw ….!" map yang dibawa Kayla pun terjatuh, saat menabrak seorang pria tinggi yang ada di depannya.

"Lo enggak punya mata ya?!" teriak pria itu dengan lantang. Kayla yang sedang mengambil map yang dalamnya berhamburan pun merasa kaget.

"Sorry bro! Kita enggak sengaja." Deni segera meminta maaf padanya, karena Deni tahu kalau temannya itu tidak suka ada orang yang menghalangi jalannya.

"Deni, lain kali lo ajarin cewek kampung ini caranya berjalan," ucanya dengan nada yang tinggi, dan dia pun pergi.

"Kayla, kamu enggak apa-apa 'kan?" Kayla berdiri dan dia menggelengkan kepalanya.

"Dia siapa?" tanya Kayla sambil menatap sinis ke arah tiga lelaki yang tadi tidak sengaja saling bertabrakan.

"Namanya Andre Addison. Dia memang seperti itu sama orang yang baru dia kenal, tapi kalau udah kenal orangnya baik kok," jelas Deni dan Kayla hanya diam sambil terus menatap punggung Andre, keduanya pun kembali berjalan. 

Kayla menuju tempat Penerimaan Mahasiswa Baru untuk melakukan pendaftaran dengan membawa surat persetujuan Ketua Program Studi/Dekan untuk memproses pendaftaran. Dia melakukan pendaftaran melalui One Day Service (ODS) untuk rekam data dan atau test seleksi.

"Deni? Kenapa masih menungguku?" tanya Kayla heran saat baru keluar dari pendaftaran.

"Aku takut kamu nyasar," katanya sambil tersenyum. Kayla hanya tersenyum menggelengkan kepalanya. 

"Oia, kamu jurusan apa?" tanya Deni.

"Sastra, semester empat, kamu?" jawab Kayla.

"Berarti kita sama dong." Kayla hanya tersenyum dan mereka pun lanjut ke Kantor/ Loket Keuangan untuk dilakukan penyesuaian tagihan keuangan registrasi (daftar ulang) sebagai mahasiswa baru transfer.

Selesai membayar uang kuliahnya, Deni pun pamit, karena dia ada kelas saat itu. Kayla memang belum aktif sebagai mahasiswa di sana, karena dia baru saja memasukkan data dirinya.

"Sampai ketemu di tempat kerja ya," kata Deni dan langsung meninggalkan Kayla. Mereka berdua sengaja megambil shift malam hari, karena tidak ingin menganggu jam kuliah mereka. Kayla melangkahkan kakinya menuju toko buku yang ada di dekat kampusnya.

Tid … tid … —Suara klakson mobil— membuat Raisa melangkah ke sisi jalan. Mobil sport biru melaju kencang melewatinya.

"Dasar orang kaya, enggak tahu sopan santun!" Gerutu Kayla merasa kesal. Dia pun memasuki toko buku, mengambil buku yang segelnya sudah terbuka dan duduk di pojok tempat orang membaca. Kayla memang sangat menyukai buku-buku sastra. Ketika dia membaca buku, Kayla merasakan getaran yang berasal dari saku celananya.

Feri :"Kayla, bagaimana kabarmu?" Feri mengirim pesan padanya. Dengan cepat Kayla membalasnya.

Kayla :"Aku baik-baik saja. Kamu, ibu dan kakak bagaimana?" Tanya Kayla yang masih mengkhawatirkan mereka, walaupun mereka sering memperlakukan Raisa tidak baik.

Feri :"Mereka baik-baik saja, kamu hati-hati disana ya! Saat libur semester nanti, aku akan mengunjungimu."

Kayla :"Terimakasih Feri, aku tunggu!" Kayla pun melanjutkan membaca buku sastra yang di ambilnya tadi.

Tidak terasa waktu menunjukan pukul 17.00, dan sudah waktunya dia untuk bekerja. Kayla berjalan dengan cepat ke halte bis yang ada di depan toko itu. Kayla pun naik saat bis itu tiba, dia duduk dan menyandarkan tubuh kecilnya di dekat jendela. 'Mobil yang tadi?' pikirnya saat melihat mobil sport biru di samping bis yang dia tumpangi. Kayla melihat pria yang tadi menabraknya di kampus yang berada di dalam mobil itu.

'Pantes saja dasar orang enggak punya perasaan,' kata Kayla dalam hati.

Kayla turun di pemberentian selanjutnya. cukup berjalan kurang lebih 15 menit untuk sampai ke kedai tempatnya bekerja.

"Ini 'kan mobil tadi lagi?"kata Kayla yang melihat mobil sport tadi terparkir depan kedai tempatnya bekerja. Dia tidak menghiraukannya dan segera masuk ke dalam berganti shift dengan rekan kerjanya.

"Hai, Kayla kita pulang ya!" ucap rekan-rekan kerjanya yang sudah bersiap untuk pulang dan dia membalasnya dengan senyuman.

"Kayla, tadi kamu ke mana setelah dari kampus?" bisik Deni saat sedang mengadakan breafing sebelum memulai kerja.

"Aku, ke toko buku." Kayla menjawab pertanyaan Deni dan mereka pun memulai kerja di tempat yang berbeda.

Tring! —Suara bel menandakan ada pesanan—

"Pesanan!" teriak salah satu karyawan bagian dapur. Kayla yang sedang membersihkan meja langsung mengambil baki pesanan meja no empat.

Tidak menyangka meja itu di isi oleh pria yang tadi di kampus bersama wanita blasteran cantik dan super seksi.

"Maaf ini pesanannya!" Kayla meletakan dua buah gelas minuman. Dia menyadari pria sombong itu melihatnya. Setelah mengantar pesanan Kayla langsung pergi, "Tunggu! Ini bukan pesanan saya. Saya memesan dengan sedikit gula. Apakah Anda tidak mendengar itu?" teriak wanita blasteran itu menggunakan bahasa Inggris.

"Maafkan kami nona, mungkin kami tidak mendengarnya sebelumnya, kami akan menggantinya dengan yang baru." Kayla menjawabnya dengan bahasa Inggris sangat fasih dan mengambil es jeruk di meja itu untuk mengantinya. Semua mata menatapnya, karena wanita tadi cukup keras saat berbicara dengan Kayla.

"Kamu tidak perlu berlebihan Grace," ucap Andre, Grace hanya menaikkan bahunya dan kembali memainkan ponsel yang ada di tangannya.

"Kenapa bule itu?" tanya Jingga teman kerja Kayla.

"Dia bilang ini terlalu manis." Kayla menyodorkan gelas yang berisi es jeruk.

"Dia tadi tidak mengatakan kalau harus mengurangi gula, maafkan aku ya Kayla! Kamu jadi kena marahnya." Kayla hanya tersenyum dan menggelengkan kepala.

Mata Andre terus menatap Kayla, dia baru pertama kali melihat wanita cantik natural yang sederhana, tanpa memakai polesan make up di wajahnya.

"Bro, cewe baru lo?" tegur Deni sambil mengantarkan es jeruk Grace. Andre langsung memalingkan pandangannya dari Kayla.

"Sepupu gue baru datang dari Amerika," jelas Andre dan dia memperkenalkan Deni padanya. 

Hari itu kedai sangat penuh, Kayla dan karyawan lainnya hanya istirahat sekedar mengisi perut dan lanjut bekerja kembali. Setelah bekerja seharian, Kayla menyandarkan tubuhnya di dinding menarik napas panjang.

"Sungguh tidak mudah untuk mendapatkan uang," lirih Kayla.

~Bersambung~